Rabu, 18 Des 2024, 20:55 WIB

Kondisi Lingkungan Keluarga Sebabkan Keterpisahan Anak dengan Orang Tua

Rita Erawati selaku Direktur KPAPO Bappenas dalam peluncuran Hasil Studi Key Drivers Contributing to Child-Parents Separation in Indonesia. 

Foto: ist

JAKARTA- Masalah keterpisahan anak dari keluarga telah menjadi ancaman serius bagi masa depan anak-anak Indonesia. Untuk memahami akar permasalahan ini, SOS Children's Villages Indonesia telah melakukan penelitian mendalam yang melibatkan berbagai pihak.

“Hasil studi ini memberi gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak harus terpisah dari keluarga mereka,” kata National Director SOS Children’s Villages Indonesia Gregor Hadi Nitihardjo melalui siaran pers pada hari Rabu (18/12).

Penelitian yang dilakukan secara kolaboratif ini melibatkan Dr. Chrissie Gale sebagai peneliti independen Internasional dan Andhita Nurul Khasanah S.Psi., M.Psi., sebagai peneliti Nasional. Metode yang digunakan adalah kerja lapangan dan pengumpulan data yang dilakukan di Indonesia pada November tahun 2023.

Gregor menerangkan, peluncuran Hasil Studi Key Drivers Contributing to Child-Parents Separation in Indonesia yang diselenggarakan pada hari Selasa 17 Desember 2024 di Menara Bappenas. Di sini SOS Children’s Villages Indonesia memaparkan hasil dari temuan ini yang menunjukkan bahwa penempatan anak dalam pengasuhan alternatif dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu kondisi lingkungan keluarga dan efektivitas sistem perlindungan anak. 

“Berdasarkan temuan ini, untuk melindungi anak-anak secara optimal, kita perlu menerapkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Ini mencakup upaya pencegahan kekerasan, peningkatan kesejahteraan anak, dan dukungan bagi pengasuhan yang berkualitas,” kata dia.

Inklusi anak-anak dengan disabilitas dalam semua aspek kehidupan, serta akses pendidikan yang adil dan merata, juga menjadi hal yang krusial. Selain itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung dengan cara mengubah norma sosial yang merugikan anak serta memperkuat sistem perlindungan anak.

“Penguatan kapasitas tenaga profesional dan pengembangan sistem manajemen data yang baik juga menjadi kunci dalam upaya melindungi anak. Terakhir, partisipasi aktif anak dalam pengambilan keputusan yang menyangkut mereka harus menjadi prioritas utama, karena anak-anak memiliki hak untuk ikut serta dalam menentukan masa depan mereka,” paparna.

Bagi SOS Children's Villages, kata Gregor tempat yang paling tepat untuk anak adalah bersama keluarga. Melalui penelitian ini, pihaknya ingin memberi rekomendasi yang efektif dalam mencegah dan mengurangi dampak negatif dari keterpisahan anak dengan keluarga.

“Kami berharap hasil dari penelitian dapat menjadi landasan bagi upaya bersama dalam memberi pengasuhan terbaik bagi anak-anak yang telah terpisah dari keluarganya, serta menginspirasi penelitian-penelitian selanjutnya dan intervensi program, sehingga dapat memberi dampak yang lebih luas tidak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh program SOS Children's Villages di di luar Indonesia,” ucapnya. 

Peluncuran hasil studi ini didukung Kementerian PPN/Bappenas, sebagai kementerian yang mempunyai peran penting dalam perencanaan pembangunan nasional. Seperti yang disampaikan oleh RR Rita Erawati selaku Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Bappenas, bahwa rekomendasi dari studi ini sejalan dengan rancangan arah kebijakan RPJMN 2025-2029 bidang Perlindungan Anak.

Dalam RPJMN tersebut dinyatakan peningkatan kualitas perlindungan anak diarahkan untuk mewujudkan Indonesia Layak Anak. Caranya melalui penguatan sistem perlindungan anak dan pengasuhan yang layak untuk menjamin bahwa setiap anak, sejak dalam kandungan, termasuk anak dalam kondisi khusus, dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, menikmati hak-haknya, serta berpartisipasi dalam proses pembangunan.

“Adapun strategi dalam pembangunan perlindungan anak adalah melalui pemenuhan hak anak secara universal dan penguatan resiliensi anak; serta perlindungan anak dari tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran, perkawinan anak, dan perlakuan salah lainnya,” katanya.

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dr. Jasra Putra, juga turut memberi tanggapannya. Menurut dia penelitian tersebut akan sangat membantu dalam melihat situasi anak-anak di Indonesia. Sangat penting untuk melihat sejauh mana kebijakan yang ada sudah efektif dalam melihat isu Keluarga.

“Tujuan kami akan selalu mendorong anak agar tetap tumbuh bersama keluarga. Karena itu, mari kawal bersama praktik-praktik baik seperti yang telah SOS Children’s Villages lakukan dalam memastikan anak Indonesia mendapatkan pengasuhan terbaik dalam keluarganya.” ungkapnya.

Keterpisahan anak dari orang tua merupakan masalah serius yang berdampak jangka panjang pada kehidupan anak. Studi ini telah mengungkap akar permasalahan yang mendasar. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang terintegrasi, mulai dari penguatan program perlindungan anak, peningkatan akses layanan sosial, hingga kampanye sosialisasi tentang pentingnya keluarga.

“SOS Children's Villages Indonesia berharap studi ini dapat menjadi rujukan bagi para pembuat kebijakan, praktisi, dan masyarakat luas dalam upaya melindungi hak-hak anak dan peningkatan ketangguhan keluarga di Indonesia,” kata Gregor.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan: