Komputer Kuantum Pertama Buatan Jepang Beroperasi 'Online'
Lembaga penelitian Riken merilis komputer kuantum yang diproduksi di dalam negeri secara daring di Wako, Prefektur Saitama.
Foto: ISTIMEWATOKYO - Komputer kuantum pertama yang diproduksi di dalam negeri Jepang, dikembangkan oleh lembaga penelitian Riken, pada Senin (27/3) dioperasikan online untuk memungkinkan peneliti bersama mengaksesnya.
"Peluncuran ini bukanlah sebuah tujuan, tetapi sebuah tonggak sejarah," kata Direktur Riken Center for Quantum Computing di Wako, Prefektur Saitama, Yasunobu Nakamura, yang memimpin pengembangan komputer itu.
Dikutip dari Asahi, ada banyak tantangan yang harus diatasi sebelum menempatkan komputer kuantum, yang dianggap sebagai komputer generasi berikutnya, ke dalam penggunaan praktis, tetapi memiliki potensi untuk mengubah masyarakat.
Persaingan internasional untuk mengembangkan komputer kuantum semakin intensif dengan harapan menghasilkan keuntungan ekonomi dan keamanan nasional yang lebih kuat. "Perlombaan baru saja dimulai." Kata Nakamura.
Jepang bertujuan mempercepat pengembangan industri terkait dan sumber daya manusia di dalam negeri dengan fokus pada komputer yang diproduksi di dalam negeri.
Tidak seperti komputer konvensional, komputer kuantum menggunakan mekanika kuantum, bidang fisika yang menjelaskan perilaku partikel mikro seperti elektron dan atom, untuk melakukan perhitungan.
Memecahkan Masalah
Karena komputer kuantum dapat melakukan beberapa kalkulasi sekaligus, kadang-kadang dapat dengan mudah memecahkan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh superkomputer meskipun menghabiskan waktu puluhan ribu tahun atau ratusan juta tahun.
Komputer kuantum diharapkan dapat memajukan penelitian di bidang yang membutuhkan perhitungan rumit, seperti pengembangan bahan dan obat baru, keuangan, dan kecerdasan buatan. Komputer kuantum juga akan mempermudah penguraian enkripsi saat ini yang digunakan di internet dan keuangan.
Seiring perkembangan teknologi, ada kekhawatiran komputer kuantum juga dapat digunakan untuk memecahkan kode rahasia keamanan nasional. Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Tiongkok menganggap ini sebagai masalah keamanan dan banyak berinvestasi dalam pengembangan teknologi.
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Perluas Pasar, Produk Halal RI Unjuk Gigi di Istanbul
- 3 Jika Rendang Diakui UNESCO, Pemerintah Perlu Buat "Masterplan"
- 4 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
- 5 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
Berita Terkini
- KPU DKI Pastikan Rangkaian Pilkada di Jakbar Berlangsung Transparan
- Dipengaruhi Window Dressing, Tren Positif IHSG Diprediksi Masih Berlanjut
- Perubahan Iklim: Dusun di Kutub Utara Ini Tenggelam dalam Tanah Beku yang Mencair
- BMKG Wilayah IV Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Estrem pada 4-6 Desember
- OJK Lantik Pimpinan Baru Satuan Kerja dan Kepala OJK Daerah