Kompleks Bangunan Tiga Tingkat
Foto: Antara/Anis EfizudinSitus Liyangan merupakan kompleks yang sangat luas yang berada Dusun Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Situs yang diperkirakan telah ada sejak abad ke-2 masehi ini ditemukan penambang pasir setelah terkubur material letusan Gunung Sindoro hampir satu milenium.
Kompleks berbentuk persegi yang saat ini berhasil diekskavasi menghadap timur laut. Bangunan ini mengusung konsep mandala berundak seperti biasa ditemui di kompleks candi Jawa Timur yaitu mandala luas, mandala tengah, dan mandala suci.
Ketika masuk, pertama yang akan bertemu dengan bangunan petirtaan atau tempat bersuci ketika ingin melakukan peribadatan.
Petirtaan ini sudah direstorasi dari kerusakan. Di sini terdapat ukiranjaladwaratempat air jatuh dari petirtaan ini. Memiliki motif hiasan yang rumit, seandainya reliefnya masih untuk bentuknya akan sangat indah. Sebagai tempat untuk menyucikan diri, petirtaan berada di paling bawah. Airnya dialirkan dari alas melalui sebuah parit.
Menurut kanalYouTubeAsisi Channel, di sebelah kanan tengah agak menjorok ke dalam ditemukan bangunan candi yang hanya tersisa kakinya saja. Bangunan ini sedang dalam tahap restorasi oleh para arkeolog dari oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah, sehingga bentuk aslinya masih belum diketahui pasti.
Selanjutnya terdapat tembok yang memisahkan antar bangunan di bawah dan di atasnya. Susunannya rata dan rapi. Namun susunan rapi ini hanya penutup dari struktur berbahan batu besar (boulder) yang ada di baliknya.
Setelah melalui beberapa anak tangga, yang berada di tengah bangunan pemisah akan masuk ke kompleks di atasnya. Di sini ditemukan susunan batu mendatar dengan beberapa umpak, untuk pendirian tiang dari kayu. Bangunan ini seperti sebuah pendopo di masa sekarang.
Wisatawan diarahkan masuk ke kompleks atasnya melewati anak tangga yang berada di tengah dinding pemisah seperti pada tingkatan sebelumnya. Di sisi kanan terdapat kaki candi. Dilihat dari desainnya merupakan candi dengan langgam Jawa tengah, dengan dengan beberapa takik-takik.
Di atas kaki candi tersebut terdapat yoni, berupa lubang yang disusun dari beberapa batu. Yoni umumnya terbuat dari batu tunggal. Yoni seperti ini juga ditemui di Candi Bima salah satu gugus candi kompleks candi di dataran tinggi Dieng. Desain candi ini masih murni bergaya India.
Di samping kaki candi tadi letaknya mengarah ke barat daya, terdapat empat batur. Kemungkinan merupakan bagian kaki dari candi perwara atau candi kecil atau pengiring yang berada di sekitar candi induk. Dibandingkan candi utamanya, kaki candi perwara lebih sederhana.
Di bagian candi perwara paling ujung sengaja diletakkan batu vulkanis. Tujuannya untuk sebagai penanda Situs Liyangan pernah mengalami peristiwa letusan Gunung Sindoro yang dahsyat di masa lalu, yang mengubur pemukiman itu.
Ke tengah dari empat bangunan candi perwara terdapat batur yang lebih besar. Kemungkinan ini adalah pendopo besar tempat masyarakat berkumpul sebelum melakukan ritual peribadatan. Lebih ke atas lagi dari bangunan luas ini terdapat batuboulder.
Bangunan ini sebagai penahan tanah yang berada di atasnya. Sekilas ini seperti bangunan baru untuk menahan area situs dari longsor. Padahal susunan batu yang sangat rapi ini merupakan bangunan kuno dari peninggalan masyarakat liyangan di masa lalu.
Di sisi sisi kiri kompleks bangunan dari arah masuk terdapat bangunan. Namun saat ini masih dalam tahap ekskavasi. Namun diduga merupakan area pembatas dengan lahan pertanian. Pendapat ini terutama dengan ditemukannya yoni sebagai simbol kesuburan, dan tempat ritual sebelum bercocok tanam.
Salah satu bintang dari situ ini adalah pagar talud dari batu yang ditata secara memanjang, dengan hiasan berbentuk segi empat dengan ujung lancip. Inilah bangunan paling besar dan relatif masih utuh di kompleks ini.
Yang cukup mengejutkan dari Situs Liyangan adalah memiliki jalan lebar berbatu, seperti pada era Yunani dan Romawi. Jalan raya selebar 5 meter yang membentang dari lereng bawah ke lereng atas. Ini memunculkan dugaan situs ini masih sangat luas.
Masih banyak yang belum diungkap dari Situs Liyangan. Saat ini para arkeolog masih berusaha mengungkap peninggalan kuno yang bisa dikategorikan bangunan tertua yang ditemukan saat ini yang lebih tua dari berbagai bangunan candi lainnya. hay/I-1
Redaktur: Ilham Sudrajat
Penulis: Haryo Brono
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 2 Lestari Moerdijat: Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Inklusif Harus Segera Diwujudkan
- 3 Majukan Ekosistem Digital Indonesia, Diperlukan Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
- 4 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
- 5 Meksiko, Kanada, dan Tiongkok Siapkan Tindakan Balasan ke AS
Berita Terkini
- Dilema Tukin Dosen ASN, Mengapa Tak Kunjung Dibayarkan?
- MK Kabulkan Pencabutan Permohonan Andika-Hendi terkait Pilkada Jateng
- Waka MPR Nilai Pelantikan Kepala Daerah 20 Februari Jalan Tengah Terbaik
- Dana USAID Dibekukan, Bagaimana Nasib Negara-negara Miskin?
- Riau Ditargetkan Jadi Percontohan Tumpang Sari Jagung-Cabai