Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Energi - Target EBT sebesar 23% dalam Bauran Energi Nasional Sulit Tercapai

Komitmen Transisi ke EBT Rendah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Dia menyebut dua masalah yang menghambat pengembangan EBT, pertama, paradigmanya masih mengandalkan energi fosil dan kedua, harga keekonomian energi EBT masih lebih mahal dari pada energi fosil. "Memang lebih efisien mengembangkan gas alam ketimbang EBT. Namun, untuk distribusi gas alam hingga ke konsumen membutuhkan investasi pipa dalam jumlah besar," ucap Fahmy.

Perbanyak Insentif

Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudisthira menilai mestinya pemerintah menjemput RUPTL hijau (RUPTL 2021-2039) dengan memperbanyak kebijakan yang mendukung pengembangan EBT di tanah air. Contohnya memperbanyak pemberian insentif fiskal untuk sektor EBT ini. Maksudnya biar ada kesesuaian antara RUPTL dengan aturan teknis.

Bhima berpandangan, saat ini merupakan momentum bagi pemerintah untuk mendorong pemanfaatan EBT. Terlebih lagi, dari sisi pendanaan juga lebih bagus, karena lembaga lembaga keuangan global sudah menarik diri dari pendanaan terhadap energi kotor. Mereka cenderung mendukung pengembangan EBT sehingga tak ada masalah pendanaan dibanding mendorong energi gas.

Sementara itu, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang, Esther Sri Astuti mengatakan renewable energy lebih ramah lingkungan karena biasanya dari air, angin, tenaga surya, dan sejumlah jenis EBT lainnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top