![Komitmen Memperkuat Ketahanan Pangan Masih Rendah](https://koran-jakarta.com/images/article/komitmen-memperkuat-ketahanan-pangan-masih-rendah-210819090708.jpg)
Komitmen Memperkuat Ketahanan Pangan Masih Rendah
![Komitmen Memperkuat Ketahanan Pangan Masih Rendah](https://koran-jakarta.com/images/article/komitmen-memperkuat-ketahanan-pangan-masih-rendah-210819090708.jpg)
KUDA ANGKUT HASIL PANEN I Petani membawa karung berisi gabah menggunakan kuda di Persawahan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (18/8). Sebagian besar petani yang menggunakan sistem bagi hasil di daerah tersebut memanfaatkan kuda untuk mengangkut hasil panen karena dinilai lebih hemat biaya serta mampu mengakses area pertanian yang sulit dijangkau.
Toko sembako menjamur, jual beli buah lokal di pasar daring juga tumbuh. Tenaga kerja yang karena kondisi jadi pengangguran di perkotaan, akhirnya pulang ke desa agar mampu bertahan hidup. Mereka bahkan berinvestasi kecil-kecilan di sektor peternakan dan perikanan.
"Harga pangan di desa murah, bisa memetik di lahan sendiri. Ini menopang benar selama pandemi," jelas Ali.
Pemerintah juga, jelasnya, perlu memperhitungkan kalau masalah perubahan iklim berpotensi mengganggu pasokan pangan dunia. Semestinya, faktor iklim tersebut memacu pemerintah untuk memperbaiki ketahanan pangan nasional.
"Apalagi, semua negara dalam keadaan sulit menghadapi perubahan iklim, jadi akan memikirkan perut rakyatnya sendiri-sendiri," papar Ali, yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Beberapa hari sebelum pidato kenegaraan, para pelaku di sektor pertanian, tambah Ali, sempat mendapat angin segar. Sebab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala itu sempat menyampaikan pentingnya mengonsumsi buah lokal.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya