Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencegahan Covid-19

Komisi Eropa Izinkan Penggunaan Vaksin Moderna

Foto : AFP/JOSEPH PREZIOSO

Vaksin Covid-19 Moderna

A   A   A   Pengaturan Font

BRUSSEL - Komisi Eropa mengizinkan penggunaan vaksin Covid-19 buatan Moderna dari Amerika Serikat, usai dinyatakan lolos dalam uji cepat lembaga pengawas obat-obatan Eropa atau European Medicines Agency (EMA). Ini vaksin kedua yang diizinkan digunakan di 27 negara anggota UE.

EMA memberikan rekomendasi setelah rapat pada Rabu (6/1). Beberapa jam kemudian, rekomendasi itu disahkan Komisi Uni Eropa yang merupakan langkah formalitas.

EMA menguji keampuhan dan keamanan vaksin Moderna dalam sebuah proses cepat, setelah mendapat tekanan dari negara-negara anggota Uni Eropa. Dengan pengesahan izin dari Komisi Uni Eropa, vaksin Moderna menjadi yang kedua setelah vaksin BioNTech/Pfizer yang mendapat otorisasi resmi untuk digunakan di semua 27 negara anggota Uni Eropa guna melawan pandemi Covid-19.

Vaksin BioNTech-Pfizermendapat izin dalam proses cepat EMA pada 21 Desember 2020. Tapi masalah rantai pemasokan dan kapasitas produksi yang rendah, menghambat dimulainya program vaksinasi massal di Uni Eropa.

"Dengan vaksin Moderna yang kedua diizinkan di Uni Eropa, kita akan mendapat tambahan 160 juta dosis. Dan lebih banyak lagi vaksin akan datang," kata Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, dalam sebuah pernyataan.

Pimpinan dan kepala negara anggota Uni Eropa mendapat gelombang kecaman dari warga karena kelambatan mereka dalam program vaksinasi massal, dibanding misalnya dengan negara kecil Israel yang sudah memvaksin lebih satu juta warganya.

Vaksin dari Moderna yang bernama mRNA-1273 adalah vaksin yang dikembangkan berbasis kode genetika RNA persis seperti prinsip vaksin BioNTech-Pfizer. Efektivitasnya dalam uji klinis mencapai 95 persen dalam mencegah penyakit.

Vaksin ini tidak ada masalah keamanan serius saat fase uji klinis. Toleransi peserta uji klinis pada vaksin sangat bagus. Walau ada reaksi khas vaksinasi, namun gejalanya tidak lama dan ringan. Sekitar 10 persen peserta uji klinis menyatakan rasa lesu, namun tidak parah.

Keunggulan lain dari vaksin Moderna adalah lebih mudah dalam transportasinya, karena tidak memerlukan temperatur sedingin hingga minus 70° Celsius seperti vaksin BioNTech-Pfizer. Vaksin Moderna hanya perlu pendinginan hingga minus 30°C yang juga memudahkan penyimpanannya karena standar lemari obat di rumah sakit suhunya sekitar itu.

"Vaksin ini memberikan kita alat berikutnya untuk melewati masa darurat pandemi saat ini," kata Emer Cooke, Direktur Eksekutif EMA.

n SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top