Komet A3 Tsuchinshan-ATLAS Terlihat di Langit Bali
Komet C/2023 A3 terlihat di kawasan Pantai Sanur, Denpasar, Bali, Sabtu 28 September 2024.
Foto: ANTARA/Fikri YusufJAKARTA - Fenomena langka terjadi di langit Indonesia. Komet C/2023 A3 terlihat di Bali pada Sabtu 28 September 2024 dan dapat diamati di wilayah Indonesia hingga awal Oktober.
Seperti dilaporkan Euronews, Komet A3, yang juga dikenal sebagai Tsuchinshan-ATLAS, saat ini sedang melintasi Tata Surya bagian dalam.
Komet ini dapat diamati dengan mata telanjang di belahan bumi utara selama dua jendela pengamatan, yang pertama dimulai akhir pekan ini.
Bagaimana Cara Melihatnya?
Waktu pertama untuk menyaksikannya adalah dari tanggal 27 September hingga 2 Oktober. Nyalakan alarm karena pengamatan harus dilakukan sebelum matahari terbit sebelum sinar matahari muncul.
Pengamatannya mungkin akan sulit karena komet akan berada sangat dekat dengan garis cakrawala.
Jendela penayangan kedua akan berlangsung pada tanggal 13 hingga 26 Oktober.
"Dari garis lintang tengah belahan bumi utara, ini akan menjadi waktu terbaik untuk mengamatinya, di malam hari, di cakrawala barat yang cerah," menurut Observatorium Paris.
"Hari demi hari, setidaknya satu jam setelah matahari terbenam, dan tepat di atas Matahari, komet akan terlihat dengan ekornya yang indah, semakin tinggi di langit".
Untuk mendapatkan pemandangan terbaik, sebaiknya cari lokasi yang gelap, jauh dari lampu kota, dengan pandangan yang jelas. Menggunakan teropong juga dapat meningkatkan pengalaman melihat.
Mereka yang berada di belahan bumi selatan dan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) telah berhasil melihat sekilas komet A3 dan mengunggah gambarnya di media sosial.
Jendela pengamatan kedua pada pertengahan hingga akhir Oktober tidak dijamin karena ada risiko saat komet lebih dekat ke Matahari, ia akan hancur.
Perihelion, yaitu saat di titik terdekatnya dengan Matahari, dijadwalkan pada tanggal 27 September pukul 5 sore.
Kapan Komet A3 Ditemukan?
Komet sebagian besar terbuat dari es, debu, dan batu. Saat orbit komet membawanya mendekati Matahari, panas menyebabkan es menguap, menciptakan koma yang bersinar, kepala, dan ekor yang panjang dan bergelombang.
Semakin dekat komet dengan Matahari, semakin terang pula cahayanya karena semakin banyaknya cahaya matahari yang dipantulkan oleh koma dan ekornya.
Komet spesifik ini ditemukan pada bulan Januari 2023 oleh Observatorium Tsuchinshan di Tiongkok dan kemudian di Afrika Selatan berkat program ATLAS, yang keduanya memberikan nama mereka pada komet tersebut.
Berkat kecerahannya, komet ini dijuluki "komet abad ini" oleh beberapa penggemarnya meskipun para ahli memperingatkan tentang ketidakpastian kecerahannya dan bersikap lebih tertutup.
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
Berita Terkini
- RSCM Luncurkan Tes Genomik Pengobatan Presisi untuk Penyakit Metabolik
- Basarnas Natuna Jalin Kerja Sama dengan Disdamkar dan Pertamina
- Penyebab Banjir Tempurejo Karena Pendangkalan Sungai
- Lalu lintas di ruas Tol Jabotabek dan Jabar meningkat H-3 natal
- BPBD Jatim sebut penyebab banjir Tempurejo karena pendangkalan sungai