Mantan Pakar OpenAI Meninggal Dunia, Tinggalkan Peringatan tentang ChatGPT
Suvhjir Balaji berpose dalam sebuah foto yang diambil di Hawaii pada 2018.
Foto: Balaji Ramamurthy vía APSuchir Balaji, mantan insinyur OpenAI yang berperan penting dalam pengembangan ChatGPT, ditemukan meninggal dunia di apartemennya di San Francisco pada 26 November 2024. Pihak berwenang menyatakan bahwa kematiannya diduga akibat bunuh diri, tidak ditemukan indikasi tindak kriminal. Balaji, yang berusia 26 tahun, dikenal sebagai individu cerdas dan bersemangat, dengan minat besar pada kegiatan mendaki.
Dilansir dari VOA Indonesia Balaji memulai kariernya di OpenAI sebagai magang pada musim panas 2018 saat menempuh studi ilmu komputer di University of California, Berkeley. Setelah lulus, ia bergabung penuh waktu dengan OpenAI dan menjadi kontributor utama dalam proyek WebGPT, yang menjadi dasar bagi pengembangan ChatGPT. John Schulman, salah satu pendiri OpenAI, memuji Balaji atas perhatian dan kemampuannya dalam menulis kode yang efisien, menyebut kontribusinya sebagai elemen kunci keberhasilan proyek tersebut.
Selama hampir empat tahun di OpenAI, Balaji terlibat dalam pengorganisasian kumpulan data besar yang digunakan untuk melatih GPT-4, model bahasa generasi keempat OpenAI. Namun, ia mulai mengkhawatirkan potensi pelanggaran hak cipta dalam teknologi yang dikembangkan. Setelah meninggalkan OpenAI pada Agustus 2024, Balaji menjadi whistleblower, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa praktik dalam teknologi tersebut mungkin melanggar hak cipta.
Keluarga Balaji, termasuk orang tuanya Poornima Ramarao dan Balaji Ramamurthy, masih mencari jawaban atas kematian putra mereka. Mereka menggambarkan Balaji sebagai pemuda yang bahagia, cerdas, dan pemberani, yang baru saja kembali dari perjalanan mendaki bersama teman-temannya sebelum kejadian tragis tersebut.
OpenAI menyatakan duka cita mendalam atas kehilangan Balaji, menyebutnya sebagai salah satu kontributor terkuat yang sangat penting dalam pengembangan beberapa produk perusahaan. Mereka menekankan bahwa kontribusi Balaji dalam proyek-proyek seperti WebGPT dan GPT-4 sangat berharga dan meninggalkan dampak yang signifikan dalam bidang kecerdasan buatan.
Kematian Balaji menyoroti tekanan dan tantangan yang dihadapi para profesional di industri teknologi, terutama mereka yang terlibat dalam pengembangan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan. Tragedi ini mengingatkan pentingnya dukungan kesehatan mental bagi individu yang bekerja di lingkungan yang menuntut dan penuh tekanan.
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
Berita Terkini
- Antisipasi Lonjakan Pengunjung, Dishub DIY Imbau Wisatawan Jalan Kaki Masuk Malioboro Saat Libur Natal
- Data Hingga H-3 Natal, Sebanyak 835 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Gudang Ini Digerebek, Polda Riau Sita 2,6 Kg Sabu dan 6 Ribu Pil H5 untuk Malam Tahun Baru
- Gerak Cepat, Polda Sumut Musnahkan Ratusan Mesin Judi Elektronik
- Lensa Kontak Sekali Pakai untuk Usia 40 Tahun ke Atas Diluncurkan