Kolombia Dorong Komitmen Semua Negara Atasi Perubahan Iklim
Pemandangan udara menunjukkan sebidang hutan hujan Amazon Brasil yang gundul, di Apui, negara bagian Amazonas, Brasil, 4 September 2021.
Foto: istimewaSAO PAULO - Kolombia baru-baru ini menunjukkan keinginan menjalin komitmen terpadu mengenai iklim dan keanekaragaman hayati, yang berupaya menggabungkan upaya melindungi alam dengan upaya mengatasi perubahan iklim dalam pertemuan puncak keanekaragaman hayati Perserikatan Bangsa-Bangsa, COP (Conference of Parties) 16.
Dikutip dari The Straits Times, negara Amerika Selatan itu akhir bulan ini akan menjadi tuan rumah COP16 yang bertujuan menghentikan kerusakan alam yang cepat, dengan Menteri Lingkungan Hidup, Susana Muhamad menjabat sebagai presiden konferensi.
PBB saat ini memiliki tiga konvensi lingkungan, masing-masing tentang perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan penggurunan, dengan negosiasi dan janji yang dilakukan secara terpisah pada setiap isu. Penggurunan adalahproses degradasi lahan di daerah gersang, semi-kering, dan sub-lembab kering.
Menurut Susana, pekan lalu, semua itu adalah proses yang menuntut bagi negara-negara berkembang yang tidak memiliki banyak sumber daya, yang dapat dengan mudah digunakan untuk mengembangkan satu rencana terpadu.
"Jika Anda mengulang hal yang sama untuk tiga konvensi, saya pikir kita membuang-buang waktu dan mungkin juga kehilangan kesempatan untuk bersinergi," katanya.
Sinergi tersebut, tambah Susana, mencakup penghentian penggundulan hutan, yang merusak keanekaragaman hayati dan juga merupakan sumber emisi terbesar bagi banyak negara Amerika Latin.
Kolombia dapat meluncurkan rencana terpadu seperti itu menjelang COP30, pertemuan puncak iklim PBB yang akan diadakan oleh Brasil pada tahun 2025. "Kami akan kirimkan rencana sintesis untuk ketiga konvensi tersebut yang mencakup ketiga konvensi secara integral karena sebetulnya ketiga konvensi tersebut saling terkait erat," katanya.
Panama telah mengemukakan gagasan tentang janji dan rencana terpadu pada pertemuan para menteri lingkungan Amerika Latin di Rio de Janeiro bulan lalu, dengan dua negara lain sangat mendukung gagasan tersebut, kata Susana. Ia menolak menyebutkan negara mana saja yang dimaksud.
Dikatakan, portofolio investasi senilai 40 miliar dollar AS yang diumumkan Kolombia minggu lalu tidak hanya akan membantunya dalam transisi energi dari bahan bakar fosil tetapi juga melestarikan alam.
Kolombia juga mendorong hak asasi manusia untuk menjadi pusat rencana lingkungan dan akan meluncurkan koalisi Perdamaian dengan Alam di COP16.
"Kami sungguh-sungguh berpikir menjaga alam, menyambung kembali hubungan dengan alam, dan melestarikannya bersama-sama oleh berbagai bangsa adalah upaya membangun perdamaian dan juga akan membuat kita lebih tangguh menghadapi guncangan perubahan iklim yang juga akan menciptakan konteks konflik yang lebih luas," katanya.
Berita Trending
- 1 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 2 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal
- 3 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 4 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 5 Libur Panjang, Ribuan Orang Kunjungi Kepulauan Seribu
Berita Terkini
- Kerugian akibat Aktivitas Penipuan “Scam” Relatif Tinggi, OJK Bentuk IASC
- Industri Mamin Perlu Tingkatkan Mutu
- Pemerintah Jamin Stok Pangan Aman dengan Harga Terkendali Jelang Nataru
- Hadapi Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Berikut Ini Kondisi Pasokan Energi
- RSCM Luncurkan Tes Genomik Pengobatan Presisi untuk Penyakit Metabolik