![Kolaborasi Buku dan Teknologi](https://koran-jakarta.com/images/article/phph_jdul_resized.jpg)
Kolaborasi Buku dan Teknologi
![Kolaborasi Buku dan Teknologi](https://koran-jakarta.com/images/article/phph_jdul_resized.jpg)
"Tapi nggak tahu, kapan membacanya." Ya, membeli dan membaca buku membutuhkan usaha yang berbeda. Dengan beberapa lembar rupiah, para peminat buku bisa mudah memiliki buku yang diidamkan. Namun untuk membaca, mereka membutuhkan niat untuk menyelesaikan satu buku. Sebagai salah satu pengkoleksi buku, Tsalitsa Aeni Khaya, 23 membenarkan bahwa menyelesaikan buku membutuhkan niat. "Ada beberapa buku yang belum dibaca," ujar dia sambil tersenyum.
Bazaar buku kerap menggiurkan para pecinta buku untuk memiliki buku sebanyak mungkin. Dari tumpukan buku yang telah dibaca, Tsalitsa kerap memberikan buku kepada temen-temannya sebagai give away, terutama jika dia memiliki uang untuk membelinya kemballi. "Karena, aku pingin supaya mereka ikut membaca," ujar wanita yang tengah menggemari buku sastra ini. Litsa, begitu dia disapa, tidak merasa rugi membagikan buku ke orang lain. Karena toh, ia masih memiliki uang untuk membelinya kembali.
Biasanya, buku yang dibagi merupakan buku-buku Indonesia, sedang buku dari luar negeri masih menjadi koleksi pribadi. "Masih belum mampu (membeli lagi)," ujar dia. Ayom Wratsangka, 28, mengaku satu hal yang membuat para pecinta buku agak sensitif adalah pertanyaan buku yang belum sempat terbaca. Ayom mengakui bahwa dirinya memiliki beberapa buku yang belum dibaca karena belum memiliki waktu yang memadai.
"Di depanku sekarang, ada sekitar 30 an buku, buku yang belum kebaca sebanyak lima buah. Karena masih dalam proses menghabiskan buku-buku yang belum terbaca," ujar dia terbahak. Selain karena pengalokasian waktu membaca, banyaknya buku yang terbeli tidak seimbang dengan buku yang sudah dibaca. Sehingga dari setumpuk koleksi buku, selalu ada buku yang belum dibaca bahkan belum tersentuh karena masih menyelesaikan buku lainnya. din/E-6
Komentar
()Muat lainnya