Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Jerman I SPD Dukung Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman untuk Periode ke-4

Koalisi Besar Akhirnya Terbentuk

Foto : AFP/Tob ias SCHWARZ
A   A   A   Pengaturan Font

Partai tengah kiri Jerman, SPD, akhirnya sepakat bergabung dalam koalisi besar pimpinan Kanselir Angela Merkel. Putusan itu mengakhiri kebuntuan politik di Jerman setelah sejak pemilu September lalu tak kunjung berhasil membentuk pemerintahan.

BERLIN - Kanselir Jerman, Angela Merkel, pada Minggu (4/3) berjanji untuk bekerja sama dengan partai tengah kiri Social Democratic Party (SPD), setelah dua per tiga anggota partai itu sepakat bergabung dengan koalisi besar dan mendukung kepimpinan Merkel untuk periode ke-4.
Putusan SPD untuk bergabung dengan koalisi berarti mengakhiri kebuntuan politik di negara dengan perekonomian terkuat di Eropa setelah pelaksanaan pemilihan umum pada September lalu tak kunjung berhasil membentuk pemerintahan.

"Saya ucapkan selamat kepada SPD berkat hasil yang jelas ini, dan saya senang melanjutkan kerja sama demi kesejahteraan negara kita," cuit Merkel lewat media sosial Twitter.

Bergabungnya SPD dalam koalisi besar berarti Merkel harus melakukan pengorbanan. Menurut ketua SPD, Olaf Scholz, dalam pemerintahan Jerman mendatang akan terdapat wakil-wakil dari partainya. Dalam pernyataan resminya, Scholz mengatakan SPD akan mendapatkan jatah kursi di kabinet bagi 3 pria dan 3 perempuan untuk memegang jabatan menteri.

Keberhasilan membentuk koalisi besar amat disyukuri oleh negara-negara anggota Uni Eropa. "Putusan SPD merupakan kabar baik bagi Eropa," kata Presiden Prancis, Emmanuel Macron. "Prancis dan Jerman akan bekerja sama mulai pekan depan dengan mengembangkan inisiatif-inisiatif baru bagi kemajuan Eropa," demikian pernyataan kantor Macron.

Respons positif pun diungkapkan akil Presiden Komisi Eropa, Frans Timmermans, yang menulis di Twitter: "GroGO! Demi solidaritas di Jerman dan UE!"

Setelah terbentuknya koalisi besar ini, Merkel diprediksi sudah bisa membentuk pemerintahan pada pertengahan Maret ini.

Fase Sulit

Dengan keberhasilan terbentuknya koalisi besar, Kanselir Merkel memang bisa memerintah untuk keempat kalinya. Namun peta politik di Jerman akan sama sekali berbeda dan sulit diramalkan. Media internasional dalam tajuknya menulis komentar senada menyangkut datangnya fase baru dalam politik Jerman dan tren bangkitnya kekuatan ekstrem kanan maupun kiri.

Harian Inggris Sunday Times berkomentar bahwa hasil pemilu Jerman kali ini merupakan pertanda bagi sebuah fase politik yang baru dan sulit diperhitungkan.

Untuk pertama kalinya enam partai terwakili di parlemen-Bundestag. Hampir 25 persen pemilih memberikan suaranya kepada partai ekstrem kanan dan atau ekstrem kiri. "Hasil pemilu kali ini, bukanlah resep bagi stabilitas, walau partai berhaluan tengah saat ini masih mampu meraih suara mayoritas," demikian komentar Sunday Times.

Sementara itu harian Swiss, Neue Zürcher Zeitung dalam tajuknya menulis bahwa perolehan suara cukup siginifikan dari partai populis kanan AfD dan partai liberal FDP, menyebabkan pemenang pemilu, Angela Merkel tidak akan bisa memerintah dengan cara seperti sebelumnya.

Kritik juga ditulis lewat harian Austria, Der Standard yang berkomentar bahwa Kanselir Merkel tidak akan bisa melanjutkan politiknya seperti selama ini tanpa perubahan apapun. Cukup lama Jerman tidak memiliki fraksi kanan di parlemennya. Kini perwakilan kelompok antiimigran, anti-Islam dan anti-Yahudi, AfD duduk di kursi parlemen-Bundestag, di jantung demokrasi, dan dari sana mereka akan melancarkan kampanyenya.

Harian Prancis, Le Figaro dalam tajuknya berkomentar bahwa kekuatan radikal telah memantapkan posisinya di Jerman. Angela Merkel sebelumnya sangat yakin bisa meredam popularitas partai kanan AfD, jika krisis pengungsi bisa diakhiri. Memang arus pengungsi ke Jerman berkurang drastis, akan tetapi kekuatan radikal kanan sudah memantapkan posisinya. "Untuk jangka waktu lama, partai radikal kanan ini tidak akan lenyap dari lanskap politik Jerman," pungkas Le Figaro.

DW/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top