Kisah Tokoh yang Kenalkan Labuan Bojo ke Penjuru Dunia Ini Meninggal karena Covid-19
Ilustrasi Komodo di Labuan Bajo.
Foto: IstimewaJAKARTA - Sepuluh tahun yang lalu Labuan Bajo bukan apa-apa. Daerah ini cuma desa, yang sepi serta pesisir dan pantai, yang tidak berbeda dengan pantai-pantai dari ribuan pulau lain. Labuan Bajo waktu itu tidak pernah dilirik siapa pun dan tidak pernah dikunjungi turis atau siapa pun karena memang tidak akses untuk menuju ke sana.
Daerah dianggap sebagai daerah yang tidak penting untuk diingat, kecuali anak-anak sekolah menghapal dari buku akan adanya binatang purba di Pulau Komodo.
"Tetapi Labuan Bajo sekarang adalah daerah yang dikenal di seluruh jagad bumi karena jasa Emmy Hafizd," kata Rektor Universitas Paramadina,Didik J Rachbini, Minggu (4/7).
Seperti diketahui bersama Emmy Hafizd meninggal pada Sabtu (3/7) karena Covid-19. Didik mengirimkan catatan obituarinya untuk Emmy Hafizd pada wartawan karena menurutnya, kebanyakan publik dan rakyat Indonesia mempunyai ingatan pendek sehingga kenangan untuk Emmy Hafidz ini penting untuk mengingatkan jasanya.
Menurut Didik, apa yang dilakukan Emmy sangat penting untuk diingat, khususnya melakukan pemenangan hewan purba komodo agar menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia baru. Pekerjaan ini bersifat global dan kolektif yang melibatkan kelompk kecil yang berkampanye, yang perlu melibatkan puluhan atauratusan juta orang untuk berpartisipasi mendukungnya.
Untuk membuat gerakan kampanye khasahah kekayaan alam permai Indonesia yakni komodo maka diperlukan tokoh nasional agar kampanye berjalan efektif. Langkah Emmy cerdas karena segera ia menggaet Jusul Kalla, sebagai mantan wakil presiden, yang dikenal sigap, tulus dan total dalam bekerja.
Jusuf Kalla berdiri di depan menjadi Duta Besar Komodo dan sekaligus menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Komodo. Gerakan kolektif berhasil karena semakin banyak dukungan dari para artis sehingga dukungan SMS (belum ada WA ketika itu) tembus lebih dari 100 juta.
"Akhirnya pada bulan Mei 2012 Taman Nasional Komodo ditetapkan menjadi satu keajaiban dunia, selain Halong Bay, Iguazu Falls, Jeju Island, Puerto Princesa Underground River, Table Mountain, dan Amazon," kata Didik.
Sukses proyek besar mengubah Labuan Bajo menjadi kota wisata yang mengagumkan karena eksistensi hewan purba, yang diakui sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia (New7wonder). Lapangan terbang dibangun, hotel-hotel bermunculan dan turis-turis dari berbagai belahan dunia datang untuk melihat the New 7 Wonder ini.
Kehebatan Emmy ini, menurut Didik, adalah legasinya yang mestinya tidak dan jangan dilupakan karena usaha keras itu mengalahkan 440 saingan dari 220 negara.
"Sukses ini bukan merupakan hal mudah sehingga saya mengusulkan Emmy mendapat bintang jasa dari negara. Provinsi NTT seharusnya juga memberi penghargaan kepadanya, terutama menjaga passionnya dalam lingkungan hidup. Pantai Labuan Bajo, pulau Rinca, Pulau Komodo sudah mulai rusak lingkungannya karena tidak terjaga. Sampah-sampah bertebaran tidak hanya mengganggu tetapi sudah merusak keindahan alamnya," papar Didik.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Eko S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Mulai 23 Januari, Film '1 Kakak 7 Ponakan' Tayang di Bioskop
- 3 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 4 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 5 Libur Panjang Akhir Bulan, Pemerintah Atur Operasional Angkutan Barang
Berita Terkini
- Robert Pattinson ke Korea Selatan Promosi Film Baru
- Hapus Program LGBT Era Biden, Trump: Hanya Ada 2 Jenis Kelamin, Laki-laki dan Perempuan
- DPR RI Gelar Rapat Paripurna Buka Masa Sidang Pertama Tahun 2025
- Trump Perintahkan AS Keluar dari WHO
- Istana: Program MBG Dirancang sebagai Inisiatif Multi-dekade