Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kisah Saroh Mencari Anaknya

Foto : KORAN JAKARTA/ PERI IRAWAN
A   A   A   Pengaturan Font

Pada Kamis (23/5) dini hari, salah satu korban meregang nyawa di RS Tarakan. Dia adalah Sandro, pria, 31 tahun yang meninggal setelah dirawat sejak (22/5). Dengan meninggalnya Sandro, jumlah korban tewas di RS Tarakan menjadi tiga orang.

Anak yang Hilang

Seorang laki-laki lanjut usia dari Kembangan, Jakarta Barat, sengaja mendatangi RS Tarakan untuk mencari anaknya. Saroh, 65 tahun, bersama putranya, Muhidin, memeriksa daftar korban yang tertera di papan tulis. Keduanya datang untuk mencari putra dan adik bungsunya yang diduga menjadi korban kerusuhan pada 22 Mei dini hari.

"Mau cari anak saya, Dian Mashur, umurnya 20-an. Dari rumah dia bilang mau pergi mengaji di pengajian. Tapi sampai sekarang dia belum pulang. Ya infonya sih, WA-an sama temennya, dia bilang lagi di lokasi, di petamburan (saat kerusuhan)," ucap Saroh di lobi IGD RSUD Tarakan, Kamis, (23/5)

Saroh mengatakan, Dian bekerja di tempat persewaan alat kemping dan memiliki kebiasaan mengaji bersama teman-temannya. Saat kerusuhan pun, ucapnya, Dian meminta izin untuk pergi mengaji. Kabar terakhir, ada pesan WhatsApp ke salah satu temannya yang menyebut bahwa Dian sedang berada di Petamburan, salah satu titik kerusuhan. Kabar itu didapat pada Rabu, pukul 10.00 WIB. Setelah itu, nomor anak Saroh ini tidak bisa lagi dihubungi hingga sekarang.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top