Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kisah Saat Pimpinan TNI AL Dimarahi Presiden Gegara Ajudan

Foto : Istimewa

Laksamana RE Martadinata dan Letjen KKO Hartono.

A   A   A   Pengaturan Font

Bung Karno pun lantas memanggil Panglima Angkatan Laut (Pangal) saat itu Laksamana Martadinata. Pada Pangal, Bung Karno memerintahkan agar keputusan Bambang Widjanarko ikut Sesko dibatalkan. Pangal pun tak membantah dan memberi tahu Bambang jika harus terus meneruskan tugas jadi ajudan Presiden.

Pada Januari 1964, Bambang kembali ajukan permohonan untuk ikut Seskoal. Pimpinan TNI AL pun menyetujui. Seperti sebelumnya, Bambang melaporkan hal itu kepada Bung Karno. Lagi-lagi Bung Karno menolaknya. Kali ini, bukan Pangal yang dipanggil Presiden. Tapi Panglima KKO Marinir, Mayjen Hartono.

Presiden memerintahkan Mayjen Harto agar Bambang, ajudannya tidak ikut Seskoal dan tetap jadi ajudannya. Panglima KKO pun patuh. Bambang diperintahkan tetap jadi ajudan Presiden.

Sampai kemudian pada tahun 1965, Bambang kembali melapor ke Bung Karno, jika namanya tercantum sebagai calon siswa Seskoal. Dilaporkan seperti itu, kali ini Bung Karno marah.

Esok harinya, Bung Karno memerintahkan agar Pangal dan Panglima KKO menghadapnya di Istana. Kedua petinggi TNI AL itu tergopoh-gopoh menghadap Bung Karno.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top