Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kisah Letkol Kopassus yang Gugur di Timor Timur Saat Hendak Kibarkan Bendera Merah Putih

Foto : Istimewa

Letkol Anumerta Atang Sutresna.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Usianya masih cukup muda ketika ia gugur dalam menjalankan tugas negara. Usianya, ketika itu masih 32 tahun. Tapi sayang, maut menjemputnya dalam sebuah pertempuran sengit demi Merah Putih.

Padahal, jika ia masih hidup, mungkin karirnya di militer akan bersinar. Karena ketika ia gugur ditembus peluru, pangkatnya sudah Mayor. Siapa dia? Dia adalah Mayor Atang Sutresna. Kelak, setelah ia gugur, pangkatnya dinaikan secara luar biasa menjadi Letnan Kolonel.

Atang bukan prajurit biasa. Dia adalah prajurit pasukan khusus. Prajurit didikan Kopassus, satuan elit di tubuh TNI. Dulu, ketika Mayor Atang bertugas, Kopassus masih bernama Kopassandha.

Seperti apa kronologi gugurnya sang perwira muda Kopassus ini dalam sebuah pertempuran? Berikut sepenggal kisah gugurnya Letkol Kopassus Atang Sutresna dalam sebuah pertempuran sengit saat merebut Kota Dili, Timor Timur dari tangan Fretelin.

Ketika itu tahun 1975. Pada bulan Desember, tepatnya 7 Desember 1975, pemerintah Indonesia melancarkan operasi militer besar-besaran merebut Timor Timur dengan sandi Operasi Seroja.

Pasukan gabungan pun diterjunkan dalam operasi tersebut. Salah satunya, adalah tim Kopassus yang dipimpin Mayor Atang Sutresna. Bersama pasukan lainnya, tim pasukan Mayor Atang ikut berjibaku dalam pertempuran sengit merebut Kota Dili.

Tujuh jam lamanya, pertempuran berlangsung. Sampai kemudian, pasukan TNI berhasil menguasai keadaan. Namun, masih ada satu gedung yang dijadikan benteng pertahanan oleh Fretelin yang belum dikuasai.

Maka Tim Kopassus pimpinan Mayor Atang ditugaskan merebut gedung atau benteng Fretelin tersebut. Baku tembak pun terjadi dengan sengitnya antara pasukan TNI dan pasukan Fretilin yang mati-matian mempertahankan benteng tersebut.

Setelah pertempuran berlangsung sekian lama, pasukan TNI pimpinan Mayor Atang mulai bisa mendesak mundur pasukan Fretelin. Sampai akhirnya, benteng utama yang digunakan Fretelin bisa dikuasai.

Mayor Atang pun lantas berinisiatif untuk mengibarkan bendera Merah Putih di atas gedung. Namun naas, seorang penembak jitu dari Fretelin yang masih tersisa membidiknya dari gedung yang lain.

Mayor Atang pun, yang ketika itu hendak mengibarkan bendera Merah Putih tertembak peluru. Ia gugur di hari itu juga. Perwira muda kelahiran 22 Agustus 1943 ini kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Dan untuk mengenang jasanya kepada Negara, alumni Akademi Militer Nasional tahun tahun 1965 ini mendapatkan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB). Pangkatnya dinaikan menjadi Letkol Inf Anumerta. Nama Letkol Atang kini diabdikan jadi nama GOR di Mako Kopassus Cijantung, Jakarta Timur.

Semasa hidupnya, Letkol Atang pernah menjabat sebagai Komandan Kompi C Nanggala V dan Komandan Detasemen Tempur I Nanggala V Grup 1 Kopassandha.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top