Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bencana Alam - Tanggap Darurat di Sulsel hingga 29 Januari 2019

Kirim Makanan untuk Warga Terisolir dengan Helikopter

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

GOWA - Tim terpadu penanggulangan bencana di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengirimkan bantuan logistik ke daerah terisolir, seperti Kelurahan Sapaya, Kecamatan Bungaya dengan menggunakan helikopter milik TNI Angkatan Udara. Pengiriman melalui udara ditempuh karena akses darat terputus.

"Alhamdulillah, logistik sudah diterbangkan pada Kamis (24/1) menggunakan helikopter milik TNI AU untuk warga yang ada di Kelurahan Sapaya, Kecamatan Bungaya," kata Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, di Gowa, Jumat (25/1).

Pengiriman bantuan ini menggunakan helikopter jenis NAS-332 Super Puma, nomor registrasi H-3211 dengan Kapten Pnb Sofan. Bantuan logistik yang diterbangkan sebanyak 950 kilogram, terdiri dari beras, makanan siap saji, seperti mi instan, air mineral kemasan dan lainnya. Semoga logistik yang dikirimkan bisa mencukupi warga yang terisolir.

Dari hasil laporan anggota TNI AU, proses pengiriman berjalan lancar. Hanya saja akses menuju lokasi penerima terkendala dengan timbunan longsor. Bupati menambahkan, dalam musibah itu, selain korban banjir dan longsor, empat sarana infrastruktur jembatan penghubung juga dinyatakan terputus, di antaranya jembatan Bongaya.

Adnan meliburkan seluruh siswa beserta guru yang terkena dampak bencana banjir dan longsor untuk sementara waktu. Dia belum mengeluarkan instruksi resmi mengenai kebijakan libur sekolah, namun sekolah yang terkena bencana seperti terjangan banjir dan longsor diperkenankan meliburkan diri untuk sementara.

"Kalau dia banjir tentu aktivitas sekolah tidak bisa dilaksanakan, jadi tanpa instruksi pun sekolah sudah diliburkan sekarang," katanya.

Proses Pendataan

Hingga saat ini, tambah Adnan, proses pendataan sekolah yang terkena banjir masih terus dilakukan. Beberapa sekolah memang sudah diliburkan, seperti sekolah yang tenggelam akibat banjir. Dia akan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Gowa terkait pengumpulan data tersebut. Kalau banjir sudah benar-benar surut, boleh kembali ke sekolah.

Sementara itu, Humas Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Makassar Hamsidar mengatakan tim terpadu penanganan bencana Gowa kembali menemukan satu jasad korban bencana longsor yang tertimbun material di dalam rumahnya. Korban bernama Daeng Lobo ditemukan oleh tim terpadu pada pukul 13.45 Wita.

Gubernur Sulsel, HM Nurdin Abdullah menyatakan status tanggap darurat bencana alam di provinsi itu hingga 29 Januari 2019. "Mudah-mudahan setelah itu kita duduk bersama-sama, siapa menanggung apa. Supaya masyarakat bisa normal kembali," kata Nurdin.

Nurdin menjelaskan pemerintah pusat sudah memberikan kontribusi untuk penanganan darurat di daerah tersebut. Selain itu, sudah dibentuk peduli bencana untuk membantu pemda melihat kasus per kasus. Dari 10 kabupaten yang merasakan dampak, terparah adalah Gowa dan Jeneponto.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan penanganan darurat bencana banjir, longsor, dan puting beliung di Sulsel menyebabkan 106 desa terdampak bencana. Ke- 106 desa tersebut tersebar di 61 kecamatan, di 13 kabupaten/ kota (Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap, Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai). eko/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top