Kinerja Saham Jeblok, Saatnya Melakukan Penyegaran di Telkom
Pergerakan saham Telkom sepanjang tahun berjalan, Januari hingga 26 November 2024
Foto: Google FinanceJAKARTA- Kinerja saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) terus merosot tajam ke titik nadir di level 2.750 pada akhir pekan lalu. Sepanjang tahun berjalan atau periode Januari hingga 21 November 2024, saham emiten dengan kode perdagangan TLKM itu sudah terkoreksi sangat dalam hingga 30,58 persen ke level 2.770.
Peneliti Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai kemerosotan kinerja saham salah satu emiten LQ45 itu karena para petingginya dalam menjalankan bisnis sangat kental dengan politik.
Di bawah nahkoda Ririek Adriansyah yang telah menjabat sebagai Direktur Utama Telkom sejak 24 Mei 2019 dalam beberapa pengambilan keputusannya dinilai disusupi kepentingan politik. Hal itu memengaruhi langkah strategis Telkom yang sarat dengan kepentingan politik seperti keputusan investasi di saham GOTO yang menyebabkan kerugian investasi perusahaan.
“Kinerja saham Telkom menurun karena investor melihat kepentingan politis bisa membuat kinerja perusahaan menurun. Telkom juga tidak berkembang karena terlalu bermain aman di pangsa pasarnya,” kata Huda.
Anak perusahaan Telkom yaitu Telkomsel dan Indihome jelas ekonom jebolan Universitas Indonesia (UI) itu mempunyai pasar yang besar, namun membuat mereka miskin inovasi produk. Ketika ada pesaing yang kuat, langsung kelabakan seperti kehadiran Starlink dan I Connect.
Oleh sebab itu, dia mengimbau agar pemegang saham melakukan penyegaran di jajaran direksi khususnya di pucuk pimpinan Telkom agar perusahaan bisa bangkit dan lebih akseleratif.
Direktur PT Indovesta Utama Mandiri, Rivan Kurniawan seperti dikutip dari blog rivankurniawan.com memaparkan, dalam laporan keuangan Telkom pada 2023 hampir tidak ada masalah fundamental yang mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.
Namun, yang dapat disorot dari anjloknya saham TLKM adalah terus anjloknya nilai investasi Telkom di saham perusahaan teknologi GOTO. Laporan keuangan full year 2023, menunjukkan kerugian yang diderita akibat investasi Telkom pada beberapa perusahaan startup (rintisan).
Dalam laporan keuangan terutama di pos biaya dan beban, ada kerugian yang belum direalisasikan dari perubahan nilai wajar atas investasi dari 6,248 triliun rupiah pada 2022 turun menjadi 748 miliar rupiah.
Kerugian dari TLKM dari penurunan harga saham GOTO pada 2023 mencapai 119 miliar rupiah seiring dengan penurunan harga saham GOTO dari 91 rupiah per saham di awal 2023, dan saat akhir tahun ditutup di harga 86 rupiah per saham.
“Nilai yang turun tersebut hanya pencatatan secara akuntansi saja atau yang masih dimiliki Telkom, belum termasuk kerugian saham GOTO yang sudah dilepas atau dijual Telkom,” jelas Rivan.
Investor Resah
Keresahan investor akan kinerja saham Telkom yang tak kunjung menunjukkan recovery itu, bukan hanya dari kalangan pemegang saham publik, tetapi juga dari eks jajaran direksi (Board of Director/BOD) yang memegang saham Employee Stock Ownership Plan (ESOP). ESOP adalah sebuah skema kepemilikan saham perusahaan oleh karyawan sebagai bentuk benefit atau bisa sebagai apresiasi atas kinerja karyawan.
Eks BOD Telkomsel & Telkom, Garuda Sugardo seperti dikutip dari laman sosial medianya di Facebook tertanggal 16 November 2024 mengungkapkan keresahannya atas kinerja saham Telkom.
Dalam tulisannya dengan judul “Saham “TLKM” dan semangat juang Telkom”,Garuda selaku pemegang saham ESOP TLKM (yang masih tetap utuh) sejak 29 tahun silam, mengaku pantas bila rada migren mengikuti pergerakan harga saham Telkom akhir-akhir ini. Meskipun, dia mengaku tetap bangga sebagai mantan patriot Telkom.
Bearish trend saham TLKM jelasnya memang sudah terasa sejak awal 2024. Namun dihari ulang tahun IPO TLKM yang ke-29, pada 14 November 2024 kemarin, para investor makin mengerutkan dahi.
“Betapa tidak? Harga saham TLKM kok bisa-bisanya letoy ke titik nadir, setara nilai pada saat pagebluk Covid 2020, yaitu di bawah 2.600 rupiah per saham.Pada penutupan sesi mingguan, hari Jumat 15 November 2024 jam 16.14 wib, saham TLKM tercatat galau di 2.540 rupiah,” papar Garuda.
Belum sempat pelaku pasar menarik nafas panjang, JP Morgan dan perusahaan pengelola aset terbesar di dunia BlackRock, pada 13 November memberikan warning terhadap prospek saham Telkom menjelang tutup tahun 2024 ini. JP Morgan kata Garuda bahkan telah menurunkan rating TLKM dari overweight ke neutral.
Pada hari yang sama katanya, ada berita yang menyesakkan. Analis Mirae Asset Sekuritas, Daniel Widjaja menilai, kinerja saham TLKM memang sedang underperform, bahkan menjadi salah satu emiten pemberat dengan kinerja saham terburuk dalam 12 bulan terakhir.
Dalam suasana yang tidak baik itu, pasar yang realistis berharap agar saham TLKM bisa kembali berada di atas di level psikologis 2.800 rupiah.
“Kabinet Merah Putih sudah mulai bekerja dan tancap gas. Superholding BUMN, Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), akan segera diresmikan oleh Presiden Prabowo,” kata Garuda.
Sebagai BUMN yang menduduki rangking ke-6 dalam urutan kapitalisasi korporasi terbesar di Indonesia, Telkom Tbk tentu masuk dalam rencana konsolidasi perusahaan jumbo plat merah oleh Danantara. Di dalamnya kelak tergabung Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, PLN, Pertamina, Bank Negara Indonesia, dan MIND ID.
Sementara itu, gelombang RUPS di lingkungan BUMN tengah berlangsung. Jurus bebenah dan restrukturisasi kepengurusan di tubuh BUMN strategis, mulai dimainkan Pemerintah.
- Baca Juga: Pembangunan Huntap di Cianjur Masih Bermasalah
- Baca Juga: Kementan Pacu Cetak Sawah dan Optimasi Lahan
“Apakah penyegaran akan terjadi di Telkom? Wallahualam, silahkan tanyakan pada Chief Erick Tohir,” papar Garuda.
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 3 Digitalisasi Bisa Perkuat Daya Saing Koperasi
- 4 Ini yang Dilakukan Dua Kementerian untuk Majukan Ekonomi Daerah Transmigrasi
- 5 Panglima: Ada 35 Purnawirawan TNI Ikut Calonkan di Pilkada Serentak 2024