Kim Yo-jong Isyaratkan Kemungkinan Dialog
Kim Yo-jong
Foto: istimewaSEOUL - Adik perempuan dari pemimpin Korea Utara (Korut) yang berpengaruh, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (25/9) bahwa pertemuan puncak antar-Korea dapat terjadi, tetapi hanya jika jaminan saling menghormati dan ketidakberpihakan.
Pernyataan itu adalah pernyataan kedua dalam dua hari yang dilontarkan oleh saudara perempuan Kim Jong-un dan penasihat utama pemimpin Korut yaitu Kim Yo-jong.
"KTT antar-Korea antara saudara laki-laki saya dan Moon Jae-in dari Korea Selatan (Korsel) dapat diadakan hanya jika ketidakberpihakan dan sikap saling menghormati dijamin," kata Kim Yo-jong dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor beritaKCNA.
Sebelumnya Jumat (24/9) lalu, Kim Yo-jong mendesak Korsel untuk mengakhiri kebijakan bermusuhan terhadap Pyongyang setelah Presiden Moon menyerukan untuk diakhirinya keadaan perang dengan Korut secara resmi saat berpidato di forum sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS).
Perang Korea 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, sehingga mengakibatkan Seoul dan Pyongyang secara teknis masih berperang selama lebih dari setengah abad.
Menanggapi pidato Presiden Moon di forum PBB, Kim Yo-jong menyebut deklarasi berakhirnya perang itu sebagai ide yang menarik dan patut dihargai dalam hal mengakhiri keadaan gencatan senjata yang tidak stabil di Semenanjung Korea dan untuk menghentikan sikap bermusuhan terhadap pihak lain.
Kim Yo-jong kemudian mengatakan jika Korsel berhati-hati dalam pernyataan sikapnya di masa depan dan tidak bermusuhan terhadap Pyongyang, maka Korut bersedia untuk melanjutkan kembali kontak eratnya dengan Korsel dan melakukan pembahasan yang membangun dengan Seoul mengenai pemulihan dan pengembangan hubungan bilateral.
Adik perempuan dari Kim Jong-un itu juga menegaskan kembali seruan pada Jumat agar Korsel meninggalkan sikap standar ganda yang tidak setara, mengacu pada kritik terhadap Moon terkait peluncuran misil Korut baru-baru ini serta uji coba peluncuran misil balistik kapal selam (submarine-launched ballistic missile/SLBM) pada pekan lalu, yang menjadikan Korsel jadi salah satu dari segelintir negara yang menguasai teknologi persenjataan canggih tersebut.
Pekan lalu, Korut juga melakukan dua penembakan misil, satu misil merupakan misil jelajah jarak jauh dan misil balistik jarak pendek.
Diskusi Konstruktif
Dalam pernyataannya, Kim Yo-jong juga mengatakan bahwa pertemuan puncak serta diskusi tentang deklarasi untuk mengakhiri perang, dapat diadakan secepatnya setelah ada diskusi yang konstruktif.
"Tidak perlu bagi Korut dan Korsel untuk membuang waktu dengan saling menyalahkan satu sama lain dan terlibat dalam perang kata-kata," imbuh dia.
Komunikasi antara Korut dan Korsel terputus setelah kegagalan KTT AS-Korut kedua di Hanoi, Vietnam pada Februari 2019 lalu. KTT yang mempertemukan Presiden AS saat itu yaitu Donald Trump dan Kim Jong-un menghadapi jalan buntu karena tidak dapat menyetujui persyaratan perjanjian.ν AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM-Pekerja Migran
- 2 Kabar Gembira untuk Warga Jakarta, Sambung Air PAM Baru Kini Gratis
- 3 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 4 Pemkot Surabaya Mengajak UMKM Terlibat dalam Program MBG
- 5 Seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Riau mati