Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Korsel, Jepang, dan Tiongkok, Gelar Pertemuan Trilateral di Busan

Kim Jong-un Rayakan Era Baru Kekuatan Luar Angkasa Korut

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

Rayakan Era Baru l Pemimpin Korut, Kim Jong-un (tengah) dan putrinya, Ju Ae (kanan), saat bertemu dengan para ilmuwan di Administrasi Teknologi Dirgantara Nasional di Pyongyang, saat merayakan era baru kekuatan luar angkasa Korut pada Kamis (23/11). Perayaan ini dilangsungkan setelah Korut berhasil mengorbitkan satelit mata-matanya pada Selasa (21/11) lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Atas keberhasilan peluncuran satelit mata-matanya, pemimpin Korut merayakannya dan menyatakan keberhasilan ini merupakan era baru kekuatan luar angkasa Korut.

SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, merayakan era baru kekuatan luar angkasa bersama para ilmuwan dan keluarganya, kata media pemerintah pada Jumat (24/11) setelah negaranya berhasil menempatkan satelit mata-mata militer ke orbit.

Peluncuran Malligyong-1 yang dilakukan Pyongyang pada Selasa (21/11) adalah upaya ketiganya untuk mendapatkan perhatian militer setelah kegagalan pada Mei dan Agustus.

Dalam beberapa jam setelah peluncuran, Korut mengklaim bahwa pemimpinnya sudah meninjau gambar pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Guam.

"Peluncuran tersebut merupakan pelaksanaan penuh hak untuk membela diri," kata Kim Jong-un saat berkunjung ke badan antariksa nasional, menurut kantor beritaKCNA.

"Satelit mata-mata ini akan membantu melindungi Korut dari gerakan berbahaya dan agresif dari kekuatan musuh," imbuh dia, seraya menambahkan bahwa satelit tersebut telah mempelopori era baru kekuatan ruang angkasa di negaranya.

Terkait peluncuran satelit ini, Korea Selatan (Korsel) telah mengkonfirmasi bahwa peluncuran tersebut berhasil namun mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan apakah satelit tersebut berfungsi seperti yang diklaim oleh Korut.

Setelah peluncuran pada Selasa, Korsel segera menangguhkan sebagian perjanjian militer lima tahun dengan Korut dan mengerahkan aset pengawasan dan pengintaian ke perbatasan.

Pyongyang menanggapinya dengan menyebut tindakan Seoul sembrono dan mengatakan pihaknya juga akan menangguhkan perjanjian tersebut secara penuh, serta menambahkan bahwa pihaknya tidak akan pernah terikat lagi dengan perjanjian tersebut.

Para ahli mengatakan bahwa menempatkan satelit mata-mata yang berfungsi ke orbit akan meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen Korut, khususnya terhadap Korsel, dan memberikan data penting dalam setiap konflik militer.

Pertemuan Trilateral

Sementara itu para menteri luar negeri dari Korsel, Jepang, dan Tiongkok, akan mengadakan pembicaraan trilateral pertama mereka sejak 2019 pada akhir pekan ini di Busan, kata Kementerian Luar Negeri Korsel pada Jumat.

Pertemuan menlu pada Minggu (26/11) ini digelar di tengah meningkatnya kekhawatiran Beijing terhadap hubungan keamanan Tokyo dan Seoul yang semakin erat dengan Washington DC, beberapa hari setelah Korut berhasil menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, memperingatkan awal bulan ini bahwa hubungan militer antara Korut dan Russia semakin berkembang dan berbahaya dan meminta Tiongkok, sekutu utama Pyongyang, untuk menahan Korut yang memiliki senjata nuklir.

"Pada pertemuan hari Minggu, para menteri luar negeri berencana untuk bertukar pendapat secara luas mengenai arah pengembangan kerja sama trilateral, situasi regional dan internasional," kata Kementerian Luar Negeri Korsel.

Perundingan ini mengikutkan Tiongkok karena Beijing adalah mitra dagang terbesar Korsel, dan juga sekutu utama dan penyumbang ekonomi bagi Korut.

Dengan meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh Korut yang mempunyai senjata nuklir, Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol, sebelumnya telah mengambil tindakan untuk memperkuat hubungan antara Korsel dengan sekutu lamanya, AS, dan juga berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Jepang, sekutu dekat AS lainnya. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top