Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis di Semenanjung Korea I Kremlin Belum Mau Konfirmasi KTT Putin dan Kim Jong-un

Kim Akan Adakan Pembicaraan Senjata dengan Putin

Foto : AFP/SPUTNIK/Alexey NIKOLSKY

Rencana Pertemuan l Presiden Russia, Vladimir Putin, saat bertemu dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, di kampus Far Eastern Federal University di Pulau Russky, Vladivostok, pada April 2019 lalu. AS pada Senin (4/9) memperkirakan bahwa Kim akan bertemu Putin di Russia.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) pada Senin (4/9) mengatakan pihaknya memperkirakan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, akan melakukan perjalanan ke luar negeri yang jarang terjadi untuk bertemu Presiden Vladimir Putin di Russia, di mana mereka kemungkinan akan membahas senjata untuk perang Moskwa di Ukraina.

Ukraina sedang melancarkan serangan balasan di wilayah selatan dan timur, namun Presiden Putin pada Senin mengabaikannya dan menyebutnya sebagai sebuah kegagalan, meskipun Moskwa tampaknya ingin mendapatkan lebih banyak pasokan militer untuk meningkatkan pasukannya.

Kremlin mengatakan pada Selasa (5/9) bahwa pihaknya tidak dapat mengkonfirmasai pertemuan puncak antara Putin dan Kim.

"Kami tidak bisa berkata apa-apa mengenai hal ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Sedangkan juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) Gedung Putih, Adrienne Watson, mengatakan bahwa negosiasi senjata antara Russia dan Korut secara aktif mengalami kemajuan.

"Kami mendapat informasi bahwa Kim Jong-un memperkirakan diskusi ini akan terus berlanjut, termasuk keterlibatan diplomatik tingkat pemimpin di Russia," ucap Watson.

AS pekan lalu memperingatkan bahwa Russia sudah melakukan pembicaraan rahasia dengan Korut untuk memperoleh sejumlah amunisi dan pasokan untuk upaya perang Moskwa.

Kim Jong-un kemungkinan akan berangkat dengan kereta lapis baja akhir bulan ini ke Vladivostok, di pantai Pasifik Russia tidak jauh dari Korut, untuk bertemu Putin, kata pejabat AS dan narasumber lainnya kepadaNew York Times.

Seruan Presiden Yoon

Sementara itu Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol, pada Selasa (5/9) mengatakan bahwa Korsel dan negara-negara Asia tenggara harus bersatu untuk menanggapi ancaman nuklir Korut.

Pernyataan Presiden Yoon itu dilontarkan saat ia hendak bertemu dengan para pemimpin negara Asean yang berkumpul di Jakarta untuk mengikuti KTT Asean, Rabu (6/9).

Dalam sebuah sesi wawancara dengan surat kabar Indonesia, Presiden Yoon mengatakan peluncuran misil Korut bisa menimbulkan ancaman langsung dan nyata, tidak hanya bagi Korsel, tetapi juga bagi sekutu-sekutunya di Asia tenggara.

"Di saat seperti ini, Korsel dan Asean harus bekerja sama untuk merespons secara tegas dan bekerja sama secara erat dalam denuklirisasi Korut," kata Presiden Yoon. "Solidaritas dan kerja sama Asean-Korsel harus ditingkatkan lebih lanjut, sehingga tatanan internasional yang berdasarkan aturan akan dapat mengakar kuat di kawasan Indo-Pasifik," pungkas dia.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top