Kilau Biru Kehijauan Mata Air di Kaki Tambora
Foto: IstimewaKabupaten Bima di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat kaya akan keunikan alam. Selain Gunung Tambora yang memiliki kaldera seluas 71.645,64 hektare dengan diameter bagian atas 9 kilometer, masih banyak fenomena alam menarik di sini.
Salah satu hal unik di Kabupaten Bima adalah Mata Air Tampuro atau Wisata Mada Oi Tampuro. Lokasinya terletak di Desa Oi Saro, Kecamatan Sanggar, di wilayah utara kawasan kaki Gunung Tambora yang pernah meletus dahsyat pada 17 April 1815.
Dalam bahasa Bima,mada oiberarti mata air. Sedangkan Tampuro adalah nama wilayahnya tempat munculnya air mata yang jernih dengan debit air yang cukup deras. Mata air ini merupakan salah satu dari ratusan mata air yang berasal dari wilayah yang lebih tinggi di kawasan gunung ini.
Dari beberapa aliran yang ada ditampung di kolam-kolam untuk dijadikan tempat pemandian. Namun sebagian besar dibiarkan mengalir begitu saja ke sungai-sungai yang bermuara di Laut Flores atau Teluk Saleh.
Meski berasal dari pegunungan, mata Air Tampuro muncul tidak jauh dari bibir pantai. Air yang meluncurkan membentuk laguna di dekat pantai. Laguna ini dikelilingi hutan bakau atau mangrove yang tumbuh subur sebagai peneduh tempat wisata ini.
Di Mada Oi Tampuro warga setempat membuat dua kolam buatan yang dibentuk oleh pengelola dengan memaksimalkan bebatuan. Kapasitasnya bervariasi. Salah satunya dapat menampung hingga 10 orang dewasa sedangkan kolam yang lebih kecil dapat digunakan oleh empat orang.
Meski banyak orang berenang dalam satu tempat kecil, hal ini tidak akan membuat airnya keruh. Selain bagian bawah dan dindingnya berupa batuan pegunungan yang kuat dan air di kedua kolam tersebut terus mengalir.
Jika dilihat air yang keluar berwarna biru kehijauan. Hal ini sangat memukau dan menambah keindahan visual tempat ini, apalagi ketika diabadikan dalam foto. Airnya yang segar juga sangat menyenangkan untuk berbasah-basahan seperti sekadar merendam kaki, dan mencuci muka.
Beningnya air di dalam kolam bahkan bisa memperlihatkan dasar kolam yang berisi pasir hitam, hasil dari letusan Gunung Tambora. Demikian pula dengan air di laguna yang begitu jernih. Tentu saja disini pengunjung bisa tetap mandi meski rasa payau ketika air menyentuh lidah.
Di dasar dan pinggiran kolam juga ada banyak sekali tiram yang menempel di bebatuan. Oleh karenanya pengunjung yang hendak berenang di laguna disarankan untuk berhati-hati agar tidak terluka terkena cangkang tiram yang keras.
Karena memiliki air yang jernih dan menyegarkan, destinasi ini cukup menarik bagi wisatawan terutama ketika dinikmati pada siang hari yang terik. Tempat wisata ini buka setiap hari selama 24 jam. Bagi yang ingin menikmatinya, setiap pelancong akan dikenakan tiket yang amat murah sebesar 5.000 per orang saja. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Mai Hang Food Festival Jadi Ajang Promosi Kuliner Lokal Labuan Bajo
- 2 Prabowo Dinilai Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan IKN
- 3 Otorita Labuan Bajo: Mai Hang Food ajang promosi kuliner lokal
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Natal Membangun Persaudaraan