Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kehidupan Berbangsa -- Pengguna Medsos Diminta Santun dan Beretika di Tahun Politik

Ketum PA GMNI Ingatkan Pentingnya Pancasila bagi Indonesia

Foto : istimewa

Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Arief Hidayat

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Arief Hidayat mengingatkan kembali mengenai pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Berkat Pancasila yang digali oleh Bung Karno justru menjadi perekat persatuan Indonesia selama ini, meski sudah beberapa kali mengalami goncangan dalam perjalanan sejarahnya," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (23/1).

Guru besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro itu menjelaskan bangsa yang homogen umumnya rentan terpecah-belah, tapi negara yang heterogen atau bineka mempunyai ketahanan nasional yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, Hakim Mahkamah Konstitusi itu menegaskan tugas alumni GMNI sebagai bagian dari anak bangsa untuk bersama-sama membangun soliditas bangsa dengan prinsip toleransi dan gotong royong sesuai yang diwariskan para pendiri bangsa.

Hal itu disampaikan Arif dalam Perayaan Natal bersama Keluarga Besar PA GMNI di Jakarta. Semangat Natal, kata dia, diharapkan menjadi inspirasi bagi keluarga besar PA GMNI dalam merawat persatuan, kemajemukan, dan toleransi sesama anak bangsa. Tentunya tak lupa memperhatikan kelompok miskin dan berbagi kasih kepada sesama.

Arif meminta sesama anak bangsa untuk mengukuhkan kembali semangat persatuan dan gotong royong di tengah situasi bangsa dan dunia yang penuh ketidakpastian.

Bangsa Indonesia beruntung mempunyai Pancasila sebagai panduan bernegara dan "way of life" dalam menyikapi tuntutan kehidupan yang semakin kapitalistis dan hedonistis, paparnya.

Ujaran Kebencian

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak warganet untuk tetap bijak, santun, dan beretika dalam bermedia sosial saat memasuki tahun politik guna meminimalisasi munculnya ujaran kebencian, hoaks, atau disinformasi politik.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong, mengimbau para pengguna media sosial agar beretika dalam pemilihan kata, diksi, dan lainnya. "Dalam hal ini kita tahu warganet Indonesia terkadang termasuk kurang santun dalam bermedia sosial. Dalam konteks politik tentu kami mengedukasi pula bahwa ada etika politik yang harus dicermati dalam penggunaan media sosial," kata Usman.

Selain beretika, Kemenkominfo juga mengajak warganet untuk mengedepankan nilai-nilai budaya, ideologi Pancasila, bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kearifan lokal, serta nilai-nilai agama dalam berinteraksi di dunia maya.

Menurut Usman, selama ini Kemenkominfo berkomitmen untuk menjaga ruang digital publik, terlebih dalam kaitannya dengan tahun politik Pemilu 2024. Mekanisme yang disiapkan adalah menjaga ruang digital dari sisi hulu, tengah, dan hilir.

"Dari hulu kami lakukan literasi digital yang sifatnya preventif dan edukatif melalui empat pilar, yaitu keterampilan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital. Di sinilah kami berupaya mengedukasi masyarakat dalam bermedia sosial, salah satunya dengan memperhatikan etika digital dan budaya digital," papar Usman.

Di hilir, kata Usman, Kemenkominfo memiliki mekanisme korektif untuk memantau konten-konten negatif atau terlarang seperti ujaran kebencian, hoaks, pornografi, atau disinformasi politik.

Mekanisme sisi ini, lanjutnya, bisa dimanfaatkan khalayak bila menemukan dugaan pornografi, disinformasi, hoaks, atau pun ujaran kebencian melalui laman aduankonten.id. Sedangkan di bagian hilir, dalam konteks pemilu, Kemenkominfo berkoordinasi dengan Polri, KPU, dan Bawaslu untuk menindaklanjuti subjek yang terbukti telah melakukan pelanggaran.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top