Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ketika Ekonomi Kreatif Jadi Kekuatan Politik, dari 'Nation Branding' hingga 'Soft Power'

Foto : The Conversation/Shutterstock/Elizaveta Galitckaia

Unsur budaya dan kearifan lokal sebagai instrumen kreativitas menciptakan keunggulan yang memberi identitas dan karakteristik suatu negara.

A   A   A   Pengaturan Font

Korea Selatan memajukan ekonomi kreatifnya melalui musik, film, dan teknologi yang memiliki branding Korean Wave. Begitu pun Jepang dengan Cool Japan, India dengan Bollywood dan yoga, Maladewa dengan pariwisatanya, dan Perancis dengan fesyen dan gastronomi.

Negara-negara ini merupakan beberapa dari banyak negara dunia yang menggerakkan ekonomi kreatif sebagai mata pencaharian masyarakat ekonomi lokal. Hasilnya adalah ciri khas negara tersebut atau dikenal dengan istilah nation branding.

Nation branding mendorong suatu negara membentuk keunggulan kompetitifnya dan memperkuat soft power mereka. Tujuan nation branding adalah menarik pariwisata dan talenta, serta mendorong investasi dan ekspor.

Ekonomi kreatif dapat mendorong pembentukan 'merek' ini. Unsur budaya dan kearifan lokal sebagai instrumen kreativitas menciptakan keunggulan yang memberi identitas dan karakteristik dari suatu negara.

Pada 2021, misalnya, ekonomi Korea Selatan 'diselamatkan' dari terjangan pandemi oleh ekspor terkait K-wave yang menyentuh angka US$12,45 miliar (Rp193,15 triliun)-naik lebih dari 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Pemasukan industri perfilman Bollywood bisa mencapai US$2 miliar (Rp31 triliun) tiap tahunnya. Sementara, pariwisata berkontribusi hampir 40% ke PDB Maladewa.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top