Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ketika Ekonomi Kreatif Jadi Kekuatan Politik, dari 'Nation Branding' hingga 'Soft Power'

Foto : The Conversation/Shutterstock/Elizaveta Galitckaia

Unsur budaya dan kearifan lokal sebagai instrumen kreativitas menciptakan keunggulan yang memberi identitas dan karakteristik suatu negara.

A   A   A   Pengaturan Font

Tak hanya memiliki nilai ekonomi, industri kreatif punya pengaruh dalam membentuk ‘merek’ suatu bangsa (nation branding) dan soft power, bahkan kultur universal.

Afni Regita Cahyani Muis, Universitas Darussalam Gontor

Industri di bidang budaya dan kreativitas makin mendapat perhatian dalam forum-forum multilateral dan regional, termasuk di ASEAN maupun G20. Sebab, sektor ini dianggap dapat menjadi media pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19. Dalam gagasan Creative Economy 2030 Asian Development Bank Institute (ADB), ekonomi kreatif bahkan menjadi strategi besar untuk mengaplikasikan pembangunan berkelanjutan.

Ekonomi kreatif merupakan sebuah gerakan intelektual yang lahir dari industri kreatif dengan menjadikan kreativitas sebagai modal. Menurut pakar industri kreatif asal Inggris, John Howkins, ekonomi kreatif menghubungkan berbagai bidang, seperti seni dan budaya, sains dan teknologi, bisnis dan perdagangan. Artinya, integrasi ekonomi kreatif dengan sektor lain dapat meningkatkan nilai tambah.

Ramainya diskusi mengenai ekonomi kreatif menunjukkan bagaimana ia kini telah menjadi bagian dari agenda ekonomi politik global. Tak hanya memiliki nilai ekonomi, industri ini memiliki pengaruh dalam membentuk 'merek' suatu bangsa (nation branding) dan soft power, bahkan kultur universal.

Organisasi internasional pun telah menjadi wadah untuk menyatukan dan mendorong minat yang sama antara satu negara dengan negara yang lain. Ini misalnya terkait kekayaan intelektual dalam Intellectual Property Organization (IPO), perdagangan global dalam World Trade Organization (WTO), aspek pariwisata oleh UNWTO, dan pendidikan dan kebudayaan di bawah naungan UNESCO.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top