Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Keterlaluan! Negaranya Bangkrut, Keluarga Mantan Presiden Sri Lanka Ketahuan Sembunyikan Harta Kekayaan di Negara Lain

Foto : ICIJ

Keluarga Rajapaksa diduga memiliki berbagai harta karun di sejumlah negara.

A   A   A   Pengaturan Font

Kabar bangkrutnya Sri Lanka telah menjadi topik hangat setidaknya dalam dua minggu terakhir, terutama setelah kepergian Gotabaya Rajapaksa meninggalkan negara itu dan pengunduran dirinya sebagai Presiden.

Kekayaan sang mantan Presiden pun kembali disorot. Pada 2021 lalu, Konsorsium Internasional untuk Jurnalis Investigatif (ICIJ) menuturkan bahwa keluarga Rajapaksa diduga memiliki berbagai harta karun di sejumlah negara.

Hal itu diungkap ICIJ dalam Pandora Papers yang dipublikasikan pada Oktober 2021. Dalam laporan itu disebutkan bahwa satu sepupu Rajapaksa, Nirupama Rajapaksa, memiliki 31 karya seni mewah senilai hampir 1 juta dolar AS atau sekitar Rp14 miliar. Semua karya seni itu diketahui tersimpan di Swiss, yang terkenal sebagai salah satu surga pajak.

Dikutip dari Indian Express, ICIJ mengungkap bahwa ke-31 karya seni itu terdaftar atas nama Pacific Commodities Ltd, sebuah perusahaan cangkang di Samoa, yang belakangan diketahui dikendalikan secara diam-diam oleh Thirukumar Nadesan, suami dari Nirupuma Rajapaksa. Temuan itu berhasil diungkap berdasarkan dokumen dari penyedia layanan keuangan Asiaciti Trust.

Selain berstatus sebagai sepupu mantan Presiden Sri Lanka, Nirupama Rajapaksa sendiri merupakan mantan anggota Parlemen Sri Lanka dan keturunan dari klan Rajapaksa yang kuat, yang telah mendominasi politik negara kepulauan di Samudra Hindia itu selama beberapa dekade.

ICIJ juga menyatakan bahwa pasangan Nadesan-Rajapaksa diduga membangun perusahaan cangkang kala perang sipil di Sri Lanka untuk menyimpan karya seni, apartemen mewah, dana, dan aset lain yang juga dikelola secara diam-diam.

Dokumen rahasia, yang diperoleh oleh ICIJ turut menunjukkan bahwa ketika negara itu dirusak oleh perang saudara berdarah selama beberapa dekade, pasangan itu mendirikan perwalian lepas pantai anonim dan perusahaan cangkang untuk memperoleh karya seni dan apartemen mewah dan untuk menyimpan uang tunai, surat berharga dan kekayaan lainnya secara rahasia.

Dikutip dari Indian Express, mereka bahkan dilaporkan mampu mengumpulkan dan menyembunyikan kekayaan mereka di yurisdiksi kerahasiaan dengan bantuan penyedia jasa keuangan, pengacara dan profesional kerah putih lainnya.

Adapun pada 2017, perusahaan cangkang Nirupama dan Nadesan memiliki nilai aset sekitar 18 juta dolar AS atau sekitar Rp260 miliar.Sementara itu, dalam surel yang dikirimkan ke Asiaciti, penasihat Nadesan mengutarakan jumlah kekayaannya pada 2011 mencapai lebih dari 160 juta dolar AS atau Rp2,3 triliun.

Pasangan suami istri itu juga disebut-sebut sempat membeli apartemen mewah di Sydney, Australia, menggunakan nama perusahaan cangkang lain, yakni Rosetti Ltd. Tak hanya itu, perusahaan itu juga dipergunakan untuk membeli tiga apartemen mewah di London, Inggris. Di mana salah satunya di dekat Sungai Thames yang mereka jual dengan harga 850 ribu dolar AS atau Rp12 miliar. Sementara itu, dua apartemen lain yang bernilai lebih dari 4 juta dolar AS kini disewakan untuk tujuan komersial.

Nadesan sendiri pernah menghadapi tuduhan bahwa dia diam-diam membantu salah satu mertuanya, seorang menteri pemerintah, membangun vila mewah dengan dana pemerintah. Ia juga pernah ditangkap pada 2016 lalu karena keterlibatannya pada persoalan tanah di Malwana, kota di bagian barat Sri Lanka.

Ketika dimintai respon oleh ICIJ, Nirupama dan Nadesan mengatakan "masalah pribadi mereka ditangani oleh keduanya dengan baik bersama penasihat mereka." Keduanya juga tidak mengomentari pertanyaan mengenai perusahaan yang mereka miliki.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top