Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Keterlaluan! 60 Orang Ditakutkan Tewas setelah Terjebak Akibat Kekejaman Bom Rusia di Sekolah Ukraina

Foto : Reuters

Kerusakan Akibat Bom Rusia

A   A   A   Pengaturan Font

Lebih dari 60 orang dikhawatirkan tewas pada Minggu (8/5) setelah Rusia dengan bomnya meratakan sebuah sekolah yang digunakan warga Ukraina sebagai tempat perlindungan.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan dirinya terkejut dengan laporan pengeboman yang menimpa sebuah sekolah di desa timur Bilohorivka pada Sabtu (7/5). Guterres bahkan mengatakan warga sipil menjadi korban paling dirugikan dalam perang.

Pihak berwenang mengatakan sekitar 90 orang berlindung di ruang bawah tanah sekolah tersebut, seperti dikutip kantor berita AP. Hingga pagi ini (9/5) kru tanggap darurat telah berhasil mengevakuasi 30 orang selamat dan dua mayat.

"Kemungkinan besar semua 60 orang yang masih berada di bawah reruntuhan sekarang sudah tewas," Serhiy Haidai, gubernur provinsi Luhansk, menulis di aplikasi pesan Telegram.

Pada sisi lain, AP menyebut penembakan Rusia juga menewaskan dua anak laki-laki, usia 11 dan 14 tahun, di kota terdekat Pryvillia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan yang lainnya memperingatkan dalam beberapa hari terakhir bahwa serangan Rusia akan memburuk menjelang Hari Kemenangan dan beberapa kota menetapkan batas jam malam serta memperingatkan orang-orang agar tidak berkumpul di depan umum.

"Mereka tidak punya apa-apa untuk dirayakan besok," kata Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk PBB, kepada CNN International.

"Mereka belum berhasil mengalahkan Ukraina. Mereka belum berhasil memecah belah dunia atau memecah belah NATO. Dan mereka hanya berhasil mengasingkan diri secara internasional dan menjadi negara paria di seluruh dunia," tambahnya.

Pasukan Rusia berjuang untuk menyelesaikan pengambilalihan Mariupol, yang sebagian besar telah menjadi puing-puing. Pabrik baja tepi pantai yang luas di mana diperkirakan 2.000 pejuang Ukraina membuat apa yang tampaknya menjadi pertahanan terakhir mereka adalah satu-satunya bagian kota yang tidak berada di bawah kendali Rusia.

AP menuturkan pembela Ukraina di pabrik baja telah menolak tenggat waktu yang ditetapkan oleh Rusia untuk meletakkan senjata mereka. Kapten Sviatoslav Palamar, wakil komandan Resimen Azov Ukraina, sebuah unit yang memegang pabrik baja, mengatakan situs itu menjadi sasaran semalam oleh pesawat tempur, artileri dan tank.

"Kami berada di bawah penembakan terus-menerus," katanya secara online, menambahkan bahwa pasukan darat Rusia mencoba menyerbu pabrik.

Namun, klaim tersebut dibantah oleh pejabat Rusia dalam beberapa hari terakhir.

Letnan Illya Samoilenko, anggota lain dari Resimen Azov, mengatakan ada beberapa ratus tentara yang terluka di pabrik itu. Tetapi dirinya menolak untuk mengungkapkan berapa banyak pejuang yang masih tersisa.

"Menyerah bagi kami tidak dapat diterima karena kami tidak dapat memberikan hadiah seperti itu kepada musuh," kata Samoilenko.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top