Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ancaman Krisis Pangan I Usaha Pertanian di Indonesia Belum Efisien, Biaya Produksi Mahal

Ketahanan Pangan Penting untuk Menjaga Kedaulatan Negara

Foto : ANTARA/Arif Firmansyah

Tingkatkan Kesejahteraan Petani I Sejumlah petani merontokkan bulir padi organik di Agro Eduwisata Organik (Aewo) Mulyaharja, Kota Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Salah satu kunci produksi pangan berkelanjutan adalah dengan meningkatkan kesejahteraan petani.

A   A   A   Pengaturan Font

Untuk itu, kunci produksi pangan berkelanjutan adalah peningkatan kesejahteraan petani dengan tetap mempertahankan Pulau Jawa sebagai lumbung pangan, diversifikasi, dan produktivitas. Menurut Subejo, kedaulatan pangan negara bukan hal yang bisa ditawar.

Salah satu contohnya adalah Singapura yang selama bertahun-tahun menjadi juara 1 untuk food security. Meskipun tidak memiliki sawah dan kebun, tetapi dengan kemampuan finansialnya, Singapura mampu membeli pangan dari seluruh dunia. Kendati demikian, saat pandemi, pasar sangat sulit menerima stok barang.

Banyak negara lebih mementingkan stok barang sendiri daripada menjualnya ke pasar internasional, sehingga meski memiliki banyak uang, Singapura tidak dapat mengakses pangan dengan baik sebagaimana saat kondisi normal. Saat ini, ada enam komoditas pangan Indonesia yang bergantung pada impor, yakni gandum, gula, garam, kedelai, jagung, dan bawang putih.

Adapun untuk beras berasal dari padi sawah (95 persen) dan padi gogo/lahan kering (5 persen), dengan sebagian besar (55,87 persen) diproduksi di Pulau Jawa. Seluruh usaha pertanian Indonesia belum efisien dan memakan biaya produksi yang lebih mahal dibandingkan Filipina, Tiongkok, India, Thailand, dan Vietnam. Selain itu, Indonesia juga menjadi negara dengan food loss terbesar kedua di dunia, yakni 300 kilogram per orang per tahun.

Dengan mencermati fakta tersebut, Suryo Wiyono menekan pentingnya membangun infrastruktur produksi yang diimbangi dengan edukasi pada masyarakat. Perluasan areal tanam perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan empat pilar pengembangan lahan pangan. Adapun pemanfaatan teknologi juga diperlukan untuk menghasilkan beragam varietas padi dan menciptakan sistem terintegrasi untuk menghemat biaya produksi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top