Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konferensi COP15

Kesepakatan Keanekaragaman Hayati Tercapai

Foto : AFP/Lars Hagberg

Capai Kesepakatan l Menteri Ekologi dan Lingkungan Tiongkok, Huang Runqiu, mengetok palu saat memulai sesi pleno Konferensi COP15 di Montreal, Kanada, pada Senin (19/12). Konferensi COP15 akhirnya mencapai kesepakatan untuk melindungi dan memulihkan sepertiga dari area alami Bumi.

A   A   A   Pengaturan Font

MONTREAL - Para pemimpin global pada Senin (19/12) telah sepakat untuk melindungi dan memulihkan sepertiga dari area alami Bumi dan menghilangkan atau mengalihkan dana sebesar 500 miliar dollar AS dari subsidi yang merusak lingkungan untuk mendanai kesepakatan tersebut.

Dalam kesepakatan penting itu, lebih dari 190 negara telah menyetujui rencana untuk melindungi dan memulihkan 30 persen lautan dan daratan Bumi pada 2030 untuk mencegah ancaman kepunahan tumbuhan dan hewan secara massal.

"Meskipun tidak mengikat secara hukum, kesepakatan itu adalah sebuah perjanjian terbesar untuk melindungi daratan dan laut dalam sejarah," kata Brian O'Donnell, direktur Kampanye Alam yang melobi untuk memperluas kawasan lindung menjelang konferensi.

"Kesepakatan yang dimediasi Tiongkok untuk melindungi ekosistem dan menghentikan penurunan keanekaragaman hayati itu telah memberikan harapan bahwa krisis yang dihadapi alam mulai mendapat perhatian yang layak," imbuh O'Donnell.

Dicetuskan setelah dua pekan negosiasi penuh di Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB atau United Nations Biodiversity Conference (COP15), kesepakatan bersejarah itu akhirnya bisa menyetujui upaya untuk mengurangi risiko keanekaragaman hayati dari penggunaan pestisida, juga untuk memerangi spesies invasif, dan melindungi hak-hak masyarakat adat sebagai penjaga ekosistem lokal, sesuai dengan tuntutan utama dari para aktivis.

Para pejabat juga setuju untuk mengalihkan subsidi senilai ratusan miliar dollar AS yang mendukung industri yang merusak lingkungan dan mengalokasikan lebih banyak uang untuk memerangi kepunahan spesies.

"Komunitas global sekarang memiliki peta jalan untuk perlindungan dan pemulihan alam serta pemanfaatannya yang berkelanjutan untuk generasi sekarang dan mendatang," kata Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dalam sebuah pernyataan.

Kepunahan Massal ke-6

Kehidupan di Bumi bergantung pada keanekaragaman hayati. Aktivitas manusia, seperti pembukaan habitat untuk pertanian, merupakan pendorong utama penurunan besar-besaran spesies tumbuhan dan hewan di Bumi.

Para ilmuwan telah meramalkan bahwa 75 persen dari keanekaragaman hayati dunia dapat hilang hanya dalam beberapa abad, dalam sebuah fenomena yang disebut kepunahan massal keenam

Konsekuensi dari kerugian tersebut sangat parah, kompleks dan jangkauannya luas. Selain mengancam ketahanan pangan dan sumber air, juga memperburuk iklim dengan menghilangkan penyerap karbon alami Bumi, seperti lahan gambut dan hutan tropis.SB/AFP/DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top