
Kesadaran Warga dalam Menekan Kebakaran
Kebakaran yang terjadi di Mangga Besar, Jakarta Pusat.
Foto: ANTARA/HO-Sudin Gulkarmat Jakarta PusatApi terus mengamuk di Jakarta, seakan tiada puas-puasnya. Nyaris tiap hari ada saja kebakaran di Jakarta. Lalu pertanyaannya, beginikah mau menuju kota global? Daerah padat penduduk lebih sering terjadi kebakaran. Sebut saja salah satunya, Kebon Kosong Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat; 543 rumah tapak hangus. Ini terjadi Selasa (21/1) dini hari. Sepekan sebelumnya, musibah serupa juga terjadi Rabu (15/1) menghanguskan 30 rumah semi permanen.
Sebulan sebelum kejadian yang menghanguskan 534 rumah, kebakaran juga terjadi di lokasi tak jauh dari dua peristiwa serupa. Peristiwa tersebut menyebabkan lebih dari 200 rumah semi permanen yang dihuni 1.800 jiwa rata dengan tanah. Banyak area padat penduduk yang mengalami kebakaran. Tak hanya rumah, gedung pun terbakar. Yang paling tragis adalah Glodok Plaza. Ini tentu sangat merugikan sebab area pecinan tersebut terbakar justru menjelang Imlek, waktu pedagang meraup rezeki. Bahkan sangat menyedihkan karena banyak nyawa ikut jadi korban.
Tak heran, anggota Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta William Aditya Sarana minta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk meningkatkan kesiagaan dalam menghadapi kebakaran yang terjadi secara bergiliran akhir-akhir ini. “Kesiapsiagaan pemadam kebakaran dan warga harus ditingkatkan, khususnya di kawasan-kawasan rawan kebakaran, padat penduduk,” kata William di Jakarta, Minggu.
- Baca Juga: Badan Publik Mesti Pasang “Zona Informatif”
- Baca Juga: Penggabungan Fungsi-fungsi Jabatan Sekolah
Menurut dia, Pemprov harus menyadari Jakarta sedang darurat kebakaran karena dalam waktu satu pekan ke belakang ini saja sudah terjadi sejumlah kebakaran di berbagai tempat. Kebakaran yang terjadi di kawasan padat penduduk di Mangga Besar, pada Sabtu (25/1) kata dia, penanggulangan terhambat oleh kondisi jalanan sempit yang diperparah oleh kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi kebakaran.
William meminta agar Pemprov mengevaluasi hambatan tersebut dan memperluas jalanan di Jakarta agar penanggulangan kebakaran bisa berjalan lancar di kemudian hari. “Kami mendapatkan kabar baru terjadi kebakaran di Mangga Besar yang terhambat jalanan sempit dan kemacetan lalu lintas saat usaha penanggulangan. Ini harus dievaluasi oleh Pemprov,” ujarnya.
Sedih
Seorang korban di Kebon Kosong, bernama Adin mengaku bingung dan sedih ketika rumah yang sudah ditempatinya puluhan tahun menjadi satu di antara ratusan rumah lainnya yang hangus terbakar. Kesedihan tampak jelas dari raut wajah pria berusia 50 tahun itu. Meski air matanya tak membasahi pipi, suaranya terdengar berat ketika menceritakan peristiwa yang membuatnya kehilangan harta benda.
Ia mengaku tidak tahu persis peristiwa pada Selasa (21/1) dini hari itu. Yang ia ingat hanya teriakan keluarga dan para tetangganya setelah beberapa saat mata terpejam akibat lelah mencari nafkah.
Suara teriakan warga sekitar pada malam kejadian masih mengiang di telinganya dan itu menjadi suasana yang mencekam.
Adin pun sempat mencoba menyelamatkan gerobak yang biasa digunakan untuk mencari nafkah saban harinya. Tapi gerobak yang digunakan berjualan mi ayam itu tidak bisa terselamatkan karena ganasnya si jago merah. Cerita serupa juga dirasakan warga lainnya, Lastri. Rumah yang ia tinggali kini sudah rata dengan tanah dan menjadi abu. Semua harta bendanya pun hangus.
Untungnya, ia sempat menyelamatkan beberapa dokumen penting sebelum berlari bersama anak dan suaminya menyelamatkan diri dari kobaran api yang mengamuk. Kini, ia hanya bisa pasrah dengan keadaan yang telah terjadi. Apalagi semua peralatan kerja suaminya juga ikut hangus terpanggang api.
Dari beberapa kejadian, salah satu sebab kebakaran karena arus pendek atau korsliting. Nah ini bisa banyak sebabnya. Contoh penggunaan kabel yang tidak standar sehingga cepat panas dan terbakar. Kemudian, satu stop kontak listrik dibebani banyak colokan tambahan. Misalnya ada televisi, kulkas, radio, charger dst. Ini tentu sangat rawan terjadi arus oendek.
Maka, warga juga mesti berhati-hati dalam urusan listrik ini. Sebab kalau terjadi kebakaran bukan hanya rumahnya yang hangus tapi bisa merembet dan menghabiskan satu RW.
Dengan kata lain kecerobohan, bisa membuat banyak orang menjadi menderita karena kelalain kita.
Terus Terulang
Dinas Penanggulangan dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta menyatakan bahwa kebakaran memang kerap berulang, dari 365 hari dalam setahun frekuensi kebakaran bisa mencapai lima kali lipat. Tahun 2024 kebakaran di Jakarta tercatat 1.970 kejadian, baik sekala besar maupun kecil.
Data tersebut menunjukkan betapa Jakarta rentan akan musibah kebakaran. Ini tentu harus menjadi perhatian semua pihak, terutama masyarakat sekitar. Apalagi temuan Dinas Gulkarmat menunjukkan bahwa penyebab kebakaran terbanyak karena korsleting listrik dengan jumlah kejadian tahun lalu mencapai 1.204 dari total 1.970 kebakaran atau mencapai 61,12 persen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Gulkarmat Satriadi Gunawan menyatakan bahwa kebakaran merupakan bencana yang tidak bisa diprediksi, namun musibah tersebut dapat diminimalkan dengan pencegahan. Pencegahan yang dimaksud yaitu dengan memastikan semua instalasi listrik di rumah sesuai dengan standar, menggunakan barang elektronik yang bukan bajakan agar terjamin.
Selain itu, masyarakat juga harus sadar akan potensi yang mengintai kapan pun. Untuk itu perlu waspada dan meminimalkan risiko yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan kebakaran. Caranya dengan waspada dan mencegah dari rumah masing-masing.
Berita Trending
- 1 Inter Milan Bidik Puncak Klasemen Serie A
- 2 Di Forum Dunia, Presiden Prabowo Akui Tingkat Korupsi Indonesia Mengkhawatirkan
- 3 Polda Kalimantan Tengah Proses Oknum Polisi dalam Kasus Penipuan Pangkalan Gas Elpiji
- 4 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 5 India Incar Kesepakatan Penjualan Misil dengan Filipina Tahun Ini
Berita Terkini
-
ToT, AS akan Bantu Merancang Reaktor Nuklir untuk India
-
Kemenperin: Yakin Saja, Penggunaan Energi Ramah Lingkungan Jauh Lebih Hemat dibanding Fosil
-
Laudato Si’ di Indonesia: Menelusuri Akar Masalah Kerusakan Lingkungan dan Dampaknya Bagi Para Pengungsi
-
Drone Berhulu Ledak Hantam Pelindung Radiasi PLTN Chernobyl, Ukraina Tuding Russia
-
Presiden Targetkan 6 Juta Siswa Sudah Terima Program MBG Akhir Juli 2025