Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 16 Okt 2017, 01:00 WIB

Kereta Kencana Mengantar Djarot Jadi Rakyat Biasa

Foto: ANTARA/WaWahyu Putro A

Jabatan Djarot Saiful Hidayat sebagai Gubernur DKI Jakarta berakhir pada, Minggu 15 Oktober 2017 pukul 00.00 WIB. Dalam rentang 40 jam kemudian, DKI Jakarta akan dipimpin pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Sejumlah acara disiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam pelepasan Djarot di halaman Balai Kota, Jakarta Pusat. Diantaranya, sajian musik dari grup Goes Plus, grup band para kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI Jakarta dengan pimpinan Kepala BKD, Agus Suradika. Juga ada foto bersama pejabat eselon I dan II serta Direksi BUMD.

Sebelum meninggalkan Balai Kota, Djarot pun disuguhi kesenian palang pintu dengan pantun khas Betawinya. Saat melenggang dari Balai Kota, sebuah kereta kencana disiapkan Dinas Pariwisata dan kebudayaan DKI Jakarta lengkap dengan puluhan bendi atau andong pengiringnya.

Kereta kencana berwarna hijau itu merupakan koleksi di Museum Joang, Jakarta Pusat. Hiasan kembang kelapa dan bunga-bunga dipasangkan di badan kereta. Begitu pun dengan puluhan bendi pengiring lainnya, dihiasi ornamen Betawi.

Djarot bersama istri menaiki kereta kencana itu diiringi isak tangis warga. Raut sedih Djarot pun tak bisa disembunyikan saat akan meninggalkan Balaikota. Sementara, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah dan jajaran pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lainnya mengantarkan kepergian Djarot dengan bendi di belakangnya.

Lepas Djarot

Dalam kesempatan ini, Raja dan Patih Kerajaan Galuh, Sunda pun turut melepas Djarot. Ratusan rakyat Jakarta ikut menyaksikannya. Dari Balaikota, iring-iringan kereta Kencana dan Bendi itu melewati beberapa ruas jalan. Dari jalan Medan Merdeka Selatan, Sabang, Kebun Sirih, hingga berhenti di Gedung Joeang di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Sepanjang jalan, ratusan pegawai dari masing-masing wilayah melepas kepergian Djarot. Mereka berdiri di kanan-kiri jalan sambil melambaikan tangan dan mengibarkan bendera kecil. Di beberapa titik jalan, disajikan juga beberapa pertunjukan kesenian Betawi untuk menyambut iring-iringan Kereta Kencana itu.

Hingga di Gedung Joeang, Djarot pun berpindah dari Kereta Kencana ke kendaraan pribadinya, mobil Pajero Sport berpelat B 1542 BJM. Djarot pun melaju diiringi oleh motor patroli pengawalan. Beberapa warga Jakarta terlihat antusias menyaksikan iring-iringan kereta kencana itu.

"Dikiranya ada apa. Ternyata pelepasan gubernur DKI Jakarta yang lama toh. Pantesan sepanjang jalan cukup ramai. Sudah kayak raja saja ya, pakai kereta kencana. Ya, mudah-mudahan gubernur baru nanti bisa meneruskan program yang baik untuk Jakarta," ucap Ida, salah satu warga yang turut menyaksikan kepergian Djarot, di Jakarta Pusat, Minggu (15/10).

Djarot mengaku lega telah menyelesaikan masa jabatannya hingga akhir. Pihaknya juga menyampaikan terima kasih atas dukungan warga Jakarta selama ini. Baginya, bekerja dengan ikhlas menjadi kunci kepemimpinannya selama ini.

"Mulai tadi malam, saya sudah menjadi laki-laki yang bebas, saya lega telah menyelesaikan periode jabatan saya hingga akhir. Selanjutnya, tinggal kita serahkan pada Gubernur Baru," ungkap Djarot.

Mantan Wali Kota Blitar itu juga berpesan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan pemerintah kota agar tidak takut dalam membangun Jakarta. Dia meminta agar pemerintahan yang baru nanti mau untuk terus menerima keluhan masyarakat. "Teruslah berjalan dan dan bekerja di jalan yang lurus, di jalan yang terang benderang. Berikanlah waktu untuk melayani masyarakat. Jangan pernah takut dan jangan pernah ada gelisah ketika kalian berada di jalan yang benar," tutur Djarot.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah mengaku telah menerima tugas dari Menteri Dalam Negeri untuk menjadi pelaksana harian (PLH) Gubernur DKI Jakarta untuk mengisi kekosongan jabatan gubernur DKI Jakarta. Dirinya akan mempersiapkan beragam acara saat pelantikan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta baru nanti.

"Kemarin saya sudah menerima tugas dari Mendagri dengan tugas pokok yakni untuk menyiapkan pelantikan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terpilih. Kedua, tugas kami adalah melaksanakan tugas sehari-hari gubernur. Tadi saya hitung, tugas ini hanya 40 jam. Angka 40 ini keramat. Para istri raja juga, usai melahirkan biasanya 40 hari," ungkapnya.nis/pin/P-5

Redaktur: M Husen Hamidy

Penulis: Peri Irawan

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.