Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 26 Jan 2025, 06:45 WIB

Keren Inovasi Ini, Rumah Sakit UNS Ablasi Jantung 3D Pertama di Solo Raya

Presiden Pokja Aritmia Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PP PERKI) dr Sunu Budhi Raharjo (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (25/1/2025).

Foto: ANTARA/Aris Wasita

Solo - Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Surakarta, Jawa Tengah melakukan ablasi jantung 3 dimensi (3D) pertama di Solo Raya.

Presiden Pokja Aritmia Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PP PERKI) dr Sunu Budhi Raharjo usai proses ablasi di Solo, Sabtu, mengatakan ablasi 3D prosedur terapeutik inovatif untuk menangani kasus aritmia.

"Ablasi itu tindakan menggunakan kateter, tapi tidak memerlukan operasi. Jadi bukan bedah, pakai jarum untuk memasukkan infus dari paha. Didorong oleh kateter dari infus yang di paha tadi menuju ke jantung. Prinsip tindakan seperti itu," katanya.

Ia mengatakan ablasi dilakukan ketika detak jantung tidak sesuai dengan ritme normal.

Menurut dia, normal detak jantung berdenyut secara teratur kurang lebih 100.000 kali/24 jam.

"Di dalam jantung itu salah satunya ada otot jantung. Di dalam otot jantung ada listrik jantung. Listrik jantung ini pengaturannya ada komandannya yang memberikan instruksi. Ketika denyut tidak dari komandannya listrik jantung tadi, mulai terasa berdebar, denyut jantung kayak hilang, atau dada tidak nyaman atau nyeri dada," katanya.

Ia mengatakan faktor-faktor pengganggu denyut jantung tersebut harus dimatikan.

"Kalau dulu dengan bayang-bayang X-ray, sekarang dengan 3D, tentu kita radarnya lebih jelas. Itu prinsip ablasi," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Penanggung Jawab Tindakan Ablasi 3D Tim Medis RS UNS dr Irnizarifka mengatakan selama ini setiap ada kematian jantung mendadak selalu dikaitkan dengan jantung koroner. Padahal bisa saja hal itu karena kasus aritmia.

"Ini jadi tantangan untuk kami karena bukan kasus aritmia yang sedikit tapi salah satunya kasus belum muncul di permukaan. Tiba-tiba seseorang sudah stroke saja. Dulu saya nggak punya penyakit apapun, kok ini tiba-tiba stroke. Mungkin beliau punya penyakit jantung salah satunya aritmia," katanya.

Ia mengatakan dalam hal ini Pokja Aritmia memiliki program meraba nadi sendiri.

"Ini skrining, ada ritme tidak baik atau lompat, cepat, atau lambat. Harapannya masyarakat bisa mencari tahu lebih lanjut ke dokter" katanya.

Direktur RS UNS dr Pamudji Utomo mengatakan pelayanan ablasi dapat dilakukan dengan biaya mandiri, asuransi swasta, maupun BPJS Kesehatan.

"Hari ini tadi disampaikan 3D, lebih tepat, lebih akurat, dan hasilnya lebih baik. Kami terus berbenah agar lebih maju, lebih unggul. Walaupun masih tipe C tapi pelayanan kami bukan tipe C biasa, setara dengan tipe B," katanya.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.