Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 18 Jul 2020, 03:00 WIB

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E, M.M : Menegakkan Kedaulatan NKRI di Laut

Foto: DOK PRIBADI

Laksamana TNI Yudo Margono, S.E, M.M telah resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) menggantikan Laksamana TNI Siwi Sukma Adji yang memasuki masa pensiun.

Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, ini menjadi KSAL ke-27. dan kini, tanggung jawab besar berada di pundak Laksamana Yudo Margono sebagai KSAL, terutama menyangkut tanggung jawab menjaga, mengamankan, dan menegakkan kedaulatan NKRI wilayah laut. Terlebih, wilayah laut memiliki kekayaan alam yang bernilai ekonomi luar biasa serta sangat penting posisi geopolitiknya.

Lantas, langkah dan program kerja apa saja yang akan dilakukan oleh Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Kepala Staf Angkatan Laut? Wartawan Koran Jakarta, Muhammad Umar Fadloli, berkesempatan mewawancarainya. Berikut petikan wawancaranya.

Apa prioritas utama Bapak saat memimpin TNI AL?


Sebagai pimpinan TNI AL saat ini tentu banyak hal yang ingin saya lakukan dalam memajukan TNI AL. Oleh karena itu, semua keinginan saya dalam memajukan TNI AL telah dijabarkan dalam 10 program prioritas selama saya menjabat sebagai KSAL. Kesepuluh program tersebut, yakni pertama, pembangunan sumber daya manusia TNI AL yang unggul. Kedua, modernisasi KRI, pesawat udara dan material tempur sehingga siap dioperasikan. Ketiga, pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana pangkalan TNI AL.

Kemudian keempat, pembangunan sistem pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional yang bersinergi dan mempunyai interoperabilitas tinggi. Kelima, penyelarasan doktrin, operasi dan latihan, serta sistem pendidikan yang fleksibel dan adaptif. Keenam, kemampuan Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan, dan Pengintaian (K4IPP), dan siber TNI Angkatan Laut. Ketujuh, pembangunan budaya organisasi dan budaya kerja yang modern, agile, kompetitif serta produktif. Kedelapan, peningkatan program dan anggaran berbasis kinerja dan berorientasi hasil. Kesembilan, perbaikan sistem dukungan logistik. Dan kesepuluh, peningkatan kemampuan TNI Angkatan Laut dalam menghadapi ancaman bersifat non-konvensional. Saya berkeyakinan bahwa kesepuluh program ini telah mewadahi apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh TNI AL yang dihadapkan dengan dinamika kawasan dan global saat ini.

Langkah strategis apa yang akan Bapak lakukan untuk jangka pendek, menengah, dan panjangnya?


Berbicara tentang langkah strategis tentu tidak lepas dari tanggung jawab seorang Kepala Staf terhadap organisasi yang dipimpinnya. Secara berjenjang rencana jangka pendek, menengah, dan panjang telah disusun sampai dengan saat ini dan perencanaan ini tentunya mengikuti dinamika yang akan kita hadapi. Oleh karenanya, untuk mewadahi semuanya itu, telah saya rumuskan dalam visi saya yakni "Terwujudnya TNI Angkatan Laut yang Profesional, Modern, dan Tangguh untuk Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berdasarkan Gotong Royong".

Sebagai penjabaran dari visi saya ke depan maka saya merumuskan misi jangka menengah dan jangka panjang, di antaranya: Jangka pendek dan menengah, pertama Pembangunan SDM TNI AL yang Unggul, kedua modernisasi KRI, Pesud dan Matpur menuju kekuatan yang siap dioperasikan (Operational Ready Force), ketiga pembangunan dan peningkatan Sarpras Pangkalan TNI AL, keempat pembangunan sistem pembinaan kekuatan dan kesiapan operasi yang bersinergi dan mempunyai interoperabilitas tinggi, kelima penyelarasan doktrin, opslat, dan sistem pelatihan yang fleksibel dan adaptif terhadap dinamika situasi terkini, keenam kemampuan K4IPP dan Siber TNI AL.
Ketujuh peningkatan program dan anggaran berbasis kinerja dan berorientasi hasil yang mendukung penguatan RB, kedelapan perbaikan sistem dukungan logistik guna mendukung pelaksanaan tugas-tugas TNI AL, kesembilan peningkatan Kemampuan TNI AL dalam menghadapi ancaman bersifat non-konvensional.

Lalu, pada jangka panjang, pertama mewujudkan prajurit TNI Angkatan Laut yang profesional, tangguh, dan berkarakter (SDM Unggul), kedua membangun struktur kekuatan TNI Angkatan Laut dengan manajemen organisasi modern, efektif dan efisien (Bangkuat), dan ketiga mewujudkan sustem senjata angkatan laut (SSAT) yang terintergrasi, memiliki tingkat kesiapan operasional yang tinggi dan menggunakan teknologi mutakhir serta memiliki interoperability (SSAT Terintegrasi).

Bagaimana cara membangun TNI AL yang kuat?


Bagi TNI Angkatan Laut sendiri kunci dalam menjaga kedaulatan NKRI terletak pada manusianya (prajurit) dan peralatannya (alutsista). Jika keduanya dapat berkembang sejalan maka sangat mungkin bagi kita untuk menunaikan serta menuntaskan tugas yang diberikan kepada TNI AL seperti yang termaktub dalam UU Nomor 34 tentang Tentara Nasional Indonesia. Bagi prajurit tentunya dilaksanakan pembinaan dalam latihan dan operasi sehingga senantiasa profesional dan kompetensi di bidangnya. Peralatannya juga (alutsista) yaitu dengan cara melaksanakan upgrade atau modernisasi peralatan sehingga siap operasi. Adanya keselarasan antara prajurit (pengawak) dan peralatan (alutsista) saya yakin TNI AL dapat menjawab tuntutan dan tantangan yang diberikan.

Mengenai keamanan perairan Indonesia apa yang sudah dan akan dilakukan?


Keamanan perairan merupakan bagian dari tanggung jawab TNI AL secara polisionil karena TNI AL memiliki tiga fungsi yaitu fungsi Polisionil, Diplomasi, dan Militer. Jadi TNI AL ini kompleks dimana keamanan maritim dan pertahanan NKRI merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawabnya. Dalam menjaga keamanan perairan kami TNI AL bekerja sama dan bersinegri dengan seluruh stakeholder kemaritiman, melaksanakan sosialisasi tentang hukum internasional selain hukum nasional di bidang kemaritiman di antaranya kepabeanan, kelautan dan perikanan, pelayaran, imigrasi, dan sebagainya. Hal ini penting karena masyarakat awam butuh pengetahuan akan hukum.

Ke depan, mengenai keamanan maritim ini akan semakin kompleks khususnya hukum internasional. Adanya pelanggaran hukum yang terjadi di zona ekonomi eksklusif kita yang dilakukan oleh negara lain merupakan bukti bahwa saat ini wilayah kedaulatan kita berada dalam posisi tidak aman, oleh karenanya kita berupaya untuk menggagas strategi penguatan pertahanan maritim NKRI. Apalagi saat ini krisis di laut Natuna Utara semakin nyata perkembangannya mengarah pada konflik terbuka antara Tiongkok dan Amerika Serikat dan mau tidak mau pasti akan berimbas pada kita. Selain itu pengembangan kekuatan juga kita galakkan dalam upaya mengamankan perairan NKRI. Kita telah membangun pos-pos dan pangkalan-pangkalan di pulau-pulau terluar, yang dilengkapi dengan penginderaan, radar pengamatan dan termasuk peningkatan kemampuan pertahanan pantai di check points strategis.

Bagaimana menindak pelaku pembajakan?


Kita tahu bersama bahwa pembajakan merupakan tindakan yang melanggar hukum baik hukum nasional maupun internasional. Dalam menindak pelaku pembajakan tentunya ada Standard Operational Procedure (SOP) dalam menghadapi para perompak yang kemungkinan besar memiliki senjata, baik senjata api maupun senjata tajam. Di TNI AL, kita memiliki satuan pasukan khusus seperti Denjaka (Datasemen Jala Mangkara) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang khusus menangani kejahatan di laut. Selain itu juga di armada kita memiliki satuan kecil yang dinamakan Fleet One Quick Response (F1QR) di Koarmada l dan Fleet Two Quick Response (F2QR) di Koarmada II.

Langkah apa yang dilakukan TNI AL dalam mendukung program transportasi atau tol laut untuk meningkatkan pembangunan di Indonesia bagian timur?


Sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo telah berkomitmen untuk mengembalikan kejayaan maritim Indonesia dengan tol laut sebagai poros pelayaran dan perdagangan dunia. Bagi TNI AL sendiri tentunya menjadi tanggung jawab kita untuk memastikan keamanan maritim, keamanan jalur logistik nasional, dan keselamatan pelayaran, baik dari bahaya kejahatan di laut maupun dari bahaya navigasi.

Kapal-kapal perang kita akan terus berpatroli untuk memastikan dan menunjukkan kehadiran TNl AL di jalur-jalur yang merupakan tol laut. Kemudian, kapal survei Pushidrosal memastikan Jalur-yalur pelayaran yang didapatkan dari survei dan dipetakan dengan baik. Jika memang pemerintah memerlukan bantuan dan dukungan pada program pemerintah seperti penyaluran bantuan ekonomi seperti beras dan bahan komoditi lainnya ke wilayah-wilayah yang sangat jarang tersentuh oleh kapaI-kapal dagang, kas Bank keliling, pergeseran logistik, penyaluran bantuan pemerintah ke wilayah timur, maka TNI AL akan siap mengoperasikan alutsista dan prajurit matra laut.

Apakah ada pesan khusus dari Presiden Ir. H. Joko Widodo kepada Bapak selaku KSAL?


Secara khusus pesan Bapak Presiden bagi saya, pertama, untuk tetap meningkatkan keamanan maritim dan tetap mempertahankan kedaulatan NKRI di laut, khusus TNI AL kedaulatan itu mencakup Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan harus dijaga serta dipertahankan. Kedua, TNI AL juga akan terus mendukung dan memastikan seluruh program pemerintah berjalan dengan baik dan efektif. Misalnya, TNI AL ikut serta berpartisipasi dan mendukung dalam pengembangan industri pertahanan dalam negeri, Transfer of Technology yang melibatkan prajurit TNI AL, temasuk penguasaan Naval Technology. Ketiga Saya sebagai Kepala Staf Angkatan Laut adalah sebagai pembinaan kekuatan TNI Angkatan Laut, harus mampu membangun kekuatan dan kesiapan operasional TNl Angkatan Laut sebagai kekuatan utama matra laut yang mampu dan tangguh dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI (Siap Tempur).

Seperti Apa TNI AL di mata Bapak KSAL?


TNI AL di mata saya adalah bentuk dari tanggung jawab yang besar. Karena amanah yang saya emban sebagai KSAL di dalamnya terdapat harapan dari ibu Pertiwi untuk mengembalikan kejayaan negara maritim kita. Dimana hal ini senada dengan program yang dicanangkan oleh Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo. Kalimat "di laut tersimpan kejayaan" mengandung makna yang dalam, makna yang hanya bisa dimengerti oleh pribadi-pribadi yang berjiwa maritim. Sejarah kejayaan maritim kita di masa lalu sudah cukup menggambarkan bahwa laut bukan lagi pemisah tetapi pemersatu.
Kata-kata Jalesveva Jayamahe harus benar-benar terwujud bukan hanya retorika belaka, dan itu harus diprakarsai oleh TNI AL.

Apa kesan bapak saat menjadi komandan KRI sebanyak tujuh kali mulai dari kapal patroli hingga kapal frigate?


Menjadi seorang komandan KRI dan Komandan Pangkalan tentunya merupakan dambaan bagi setiap korps Pelaut. Namun, di situ terletak sebuah tantangan utamanya bagi korps Pelaut. Di kapal segala sesuatu diuji baik kepemimpinan yang di dalamnya ada tanggung jawab untuk bisa mengomandoi kapal, yang di dalamnya juga ada anak buah yang isi kepalanya tidak sama. Seninya yaitu bagaimana cara membawa isi kepala yang berbeda ini kepada satu visi dan misi bersama yaitu kapal tetap siap dan anggota moralitasnya terjaga.

Bagaimana dengan perkembangan kapal selam lndonesia?

Kapal selam merupakan bagian dari alutsista kita. Memiliki peran yang signifikan dalam operasi yang digelar oleh TNI AL. Perkembangan kapal selam lndonesia saat ini dalam tahap pengembangan serta modernisasi dan diharapkan ke depan kebutuhan akan kapal selam dapat mendukung operasi militer yang nantinya diselenggarakan oleh TNI AL. Nantinya, kekuatan kapal selam, saya mengharapkan mampu untuk hadir di laut secara efektif, memiliki efek penggemar yang mampu memastikan kemanan perairan Indonesia dan yang paling penting, kapal selam kita mampu untuk menjalankan fungsi-fungsi pokok yang diemban, misalnya fungsi diplomasi, fungsi pengamatan, pengumpulan data-data intelejen maritim strategis dan kekuatan pemukul utama dalam kekuatan TNI AL. Kedepan setiap Koarmada I,II dan III harus memiliki satuan kapal selam yang kuat dan mempunyai efek penggetar.

S-2

Redaktur: Sriyono

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.