Siap Siap, Ekonomi Tahun Depan Bakal Melambat
Pengamat ekonomi Unika Atma Jaya, YB Suhartoko mengatakan, ekonomi tahun 2025 diperkirakan akan mengalami perlambatan, akibat persoalan geopolitik yang belum jelas kapan akan berakhir. Pemerintah harus mencari solusi
Foto: istimewaJAKARTA-Pertumbuhan ekonomi tahun depan bakal menurun. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya, YB. Suhartoko mengatakan, ekonomi tahun 2025 diperkirakan akan mengalami perlambatan, akibat persoalan geopolitik yang belum jelas kapan akan berakhir dan meningkatnya eskalasi konflik di timur tengah.
Selain itu, kebijakan ekonomi dan politik di AS di bawah Presiden Trump ikut menyumbang ketidakpastian dan peningkatan risiko global. "Diperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia menurun , suku bunga pasar uang di AS meningkat, sehingga potensi capital outflow meningkat dan tentu saja ancaman dolar AS akan menguat pada tahun 2025,"ucap peneliti pada Institute for Financial and Economic Studies (IFES) tersebut.
Oleh sebab itu menurut Suhartoko langkah yang perlu dilakukan ialah sinergi memperkuat stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Kemudian, sinergi mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, khususnya untuk konsumsi dan investasi.
"Selanjutnya, sinergi meningkatkan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional dan terakhir, sinergi pendalaman keuangan untuk pembiayaan ekonomi yang aman,"ucapnya
Diketahui, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau IMF Kristalina Georgieva memberikan peringatan, kondisi ekonomi global akan mengalami pertumbuhan yang rendah pada tahun depan. Pemicunya ialah beban ekonomi yang ditanggung negara-negara didunia saat menangani masa krisis Pandemi Covid-19, hingga konflik atau peperangan di berbagai belahan dunia yang tak kunjung berakhir.
Kondisi tersebut mengakibatkan tekanan inflasi beberapa tahun terakhir tinggi, fragmentasi perdagangan global, hingga besarnya risiko resesi. "Masalah utama yang dihadapi ekonomi global pada 2025 adalah pertumbuhan yang rendah," ucap Kristalina dikutip dari akun instagramnya, Rabu (11/12)
Ia mengakui, berbagai negara dunia sudah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk menangani masalah tersebut, dan terbukti berhasil membuat ekonomi global menunjukkan ketahanan yang tinggi saat ini. Namun, efek dari penanganan berbagai masalah itu, ia tekankan beban utang global saat ini terus meningkat saat melambatnya pertumbuhan ekonomi. Diperburuk dengan tren semakin rendahnya produktivitas dunia.
IMF juga memperkirakan pertumbuhan global menjadi 3,2 persen pada 2025, lebih rendah sepersepuluh poin dari perkiraan pada bulan Juli. Sementara pertumbuhan jangka menengah diperkirakan akan merosot menjadi 3,1 persen dalam lima tahun ke depan, jauh di bawah tren sebelum pandemi.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Sosialisasikan Hasil COP29 Sembari Meluncurkan RBC-4
- 2 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Jika Alih Fungsi Lahan Pertanian Tak Disetop, Indonesia Berisiko Krisis Pangan
- 5 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final
Berita Terkini
- Akhirnya, Ridwan Kamil-Suswono Terima Hasil Pilkada Jakarta
- Legowo, Waketum Golkar Terima Kekalahan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta
- Huda Celios: Ekonomi 2025 Melambat, Kuncinya Tingkatkan Kualitas SDM
- Mendag Pantau Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional Manado Menjelang Natal
- Terowongan Silaturahim Jadi Simbol Toleransi Antarumat Beragama