Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 04 Des 2024, 10:52 WIB

Kenali Gejala Ginekomastia, IDI Kota Purbalingga Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Foto: iStockphoto/Nadzeya Haroshka

Berbicara tentang gangguan kesehatan, salah satu yang sering terjadi pada pria adalah Ginekomastia. kondisi pembesaran jaringan payudara pada pria yang bersifat jinak (nonkanker). Kondisi ini dapat terjadi pada pria dari segala usia, tetapi paling sering terjadi pada masa pubertas, bayi baru lahir, dan orang dewasa yang sudah tua. 

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Purbalingga idikotapurbalingga.org saat ini telah meneliti terkait gangguan kesehatan ginekomastia yang terjadi pada pria. Penyebab utama terjadinya ginekomastia serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

IDI Kota Purbalingga adalah organisasi profesi yang berfungsi untuk menaungi dan mengembangkan profesi dokter di wilayah Purbalingga, Jawa Tengah. 

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Purbalingga saat ini adalah dr. Ujang Yanyan Mulyana, MM. Dalam perannya, ia aktif berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Purbalingga untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dan mendukung pembangunan kesehatan di daerah tersebut.

Apa saja penyebab terjadinya gejala Ginekomastia pada pria?

IDI Kota Purbalingga menjelaskan bahwa Ginekomastia adalah kondisi pembesaran abnormal jaringan payudara pada pria, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, terutama peningkatan estrogen atau penurunan testosteron. Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya ginekomastia meliputi:

1. Ketidakseimbangan hormon

Ginekomastia sering terjadi akibat ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan testosteron dalam tubuh pria. Kadar estrogen yang lebih tinggi dibandingkan testosteron dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan payudara.

2. Perubahan hormonal fisiologis

Pada remaja, perubahan hormonal selama pubertas dapat menyebabkan ginekomastia sementara, yang biasanya akan membaik dalam waktu 1-3 tahun. Selain itu, pria yang lebih tua mengalami penurunan produksi testosteron dan peningkatan hormon pengikat seks (SHBG), yang dapat menyebabkan peningkatan rasio estrogen terhadap testosteron

3. Obesitas dan kondisi medis tertentu

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh dan mengurangi produksi testosteron, sehingga berkontribusi terhadap pembesaran payudara. Selain itu, penderita penyakit hati, penyakit ginjal, hipogonadisme (produksi hormon testosteron rendah), dan gangguan tiroid juga dapat memicu ginekomastia. Tumor pada testis atau kelenjar pituitari yang memproduksi hormon HCG juga dapat berkontribusi

Apa saja obat untuk mengatasi gejala Ginekomastia?

IDI Kota Purbalingga telah merangkum cara mengatasi gejala ginekomastia, terdapat beberapa jenis obat yang dapat digunakan, tergantung pada penyebab dan keparahan kondisi tersebut. Berikut adalah obat-obatan yang umum direkomendasikan meliputi:

1. Obat Anti Estrogen

Tujuh dari sepuluh pasien mengalami penurunan ukuran ginekomastia mereka karena tamoxifen. Tamoxifen adalah obat anti estrogen yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran payudara pada pria dengan ginekomastia. Dosis yang umum adalah 10-20 mg dua kali sehari.

2. Obat Tamoxifen

Dikenal sebagai obat anti estrogen, tamoxifen dapat membantu merangsang produksi testosteron dan mengurangi efek estrogen. Selain itu obat ini juga mengurangi ukuran jaringan payudara. Dosis yang biasa diberikan adalah 10-20 mg dua kali sehari.

3. Obat Danazol

Obat androgen sintetis yang dapat digunakan dalam dosis 200 mg dua kali sehari. Danazol efektif dalam mengurangi ukuran payudara, tetapi dapat memiliki efek samping seperti edema atau jerawat.

Sebelum memulai pengobatan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana pengobatan yang sesuai dengan kondisi individu.

(IKN)

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.