Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 26 Nov 2024, 14:30 WIB

Kenali Bahaya Penyakit Glaukoma, IDI Kabupaten Brebes Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Foto: iStockphoto/seb_ra

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Brebes idikabbrebes.org saat ini sedang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor penyebab terjadinya glaukoma serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

Berbicara tentang penyakit mata, glaukoma adalah penyakit mata yang merusak saraf optik mata. Menurut data WHO, sejak tahun 2020 lalu, tercatat kurang lebih ada 23 juta orang di dunia yang menderita penyakit glaukoma. Penyakit ini berbahaya karena dapat menyebabkan kebutaan sama katarak. Penting bagi Anda untuk selalu berkonsultasi apabila merasakan sakit pada mata.

IDI yang merupakan organisasi sekaligus wadah profesi bagi para dokter di Indonesia didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI Kabupaten Brebes merupakan cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berfungsi sebagai organisasi profesi bagi dokter di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesi kedokteran, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan. 

Apa saja faktor utama penyebab terjadinya glaukoma?

IDI Kabupaten Brebes menjelaskan bahwa penyakit glaukoma disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut adalah faktor-faktor penyebab utama terjadinya penyakit glaukoma:

1. Produksi cairan mata secara berlebihan

Glaukoma sering kali disebabkan oleh akumulasi cairan (aqueous humor) di dalam mata. Tekanan bola mata dapat terjadi akibat produksi cairan mata (aqueous humor) yang berlebihan. Sehingga penting untuk mengistirahatkan mata setiap 10-15 menit apabila Anda bekerja di depan layar monitor ataupun aktivitas lainnya yang membutuhkan fokus tinggi.

2. Faktor usia

Risiko glaukoma meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada individu yang berusia di atas 40 tahun. Penuaan dapat memengaruhi kemampuan mata dalam mengatur tekanan.

3. Faktor keturunan dan etnis

Memiliki anggota keluarga yang menderita glaukoma meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengembangkan penyakit ini. Faktor genetik berperan dalam predisposisi terhadap glaukoma. Selain itu, beberapa kelompok etnis, seperti orang Asia dan Afrika-Amerika, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan glaukoma, serta faktor genetik yang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap kondisi ini.

4. Menderita rabun dekat dan jauh

Glaukoma juga dapat terjadi apabila Anda menderita kondisi refraksi seperti miopia (rabun jauh) atau hipermetropia (rabun dekat) juga dapat berkontribusi terhadap risiko terjadinya glaukoma. Rutin untuk berkonsultasi dengan dokter mata apabila Anda memiliki riwayat penyakit tersebut.

Apa saja jenis obat yang bisa dikonsumsi bagi penderita glaukoma?

Penderita glaukoma memerlukan pengobatan untuk menurunkan tekanan intraokular dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf optik. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengobati glaukoma:

1. Obat Beta Blocker

Timolol merupakan salah satu obat beta blocker paling ampuh untuk mengobati glaukoma. Obat ini dapat mengurangi produksi cairan mata (aqueous humour) dan meningkatkan drainase cairan, sehingga menurunkan tekanan intraokular. 

2. Obat Kolinergetik

Obat jenis ini seperti Pilocarpina. Obat pilocarpina dapat meningkatkan drainase cairan mata dengan mekanisme yang berbeda. Namun, obat ini memiliki efek samping yang lebih tinggi dan biasanya hanya digunakan jika obat lain gagal.

Penggunaan obat glaukoma harus selalu didasarkan pada diagnosa yang tepat dan supervisi dokter spesialis mata. Pasien harus memantau efek samping dan laporan gejala kepada dokter untuk menyesuaikan strategi pengobatan yang optimal.

(IKN)

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.