Rabu, 11 Des 2024, 23:55 WIB

Kenali Bahaya Abses Paru, IDI Bajawa Ungkap Faktor Penyebab dan Pengobatannya

Foto: geargodz/iStockphoto

Salah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada organ paru-paru adalah abses paru. Abses paru dapat terjadi pada anak hingga orang dewasa. Abses paru adalah kondisi yang bisa terjadi akibat pneumonia atau kelainan bawaan seperti fistula trakeoesofagus. Gejala abses paru pada anak-anak biasanya muncul kurang dari seminggu dan ditandai dengan batuk dan demam.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bajawa idibajawa.org merupakan cabang dari organisasi profesi kedokteran di Indonesia yang bertujuan untuk memfasilitasi dan mendukung para dokter di wilayah ini. IDI Bajawa berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan berkualitas di daerah yang memiliki tantangan kesehatan kompleks, seperti keterbatasan akses layanan dan tingginya angka penyakit menular.

IDI Bajawa secara rutin mengadakan layanan medis keliling untuk menjangkau masyarakat di daerah terpencil, melibatkan dokter ahli dari berbagai bidang. Saat ini IDI Bajawa sedang melakukan penelitian terkait kondisi abses paru serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya abses paru?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bajawa menjelaskan abses paru merupakan sebuah kondisi medis yang ditandai dengan pembentukan kantung berisi nanah di dalam jaringan paru-paru, biasanya akibat infeksi bakteri. Abses paru dapat terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa. Berikut adalah penyebab utama terjadinya abses paru meliputi:

1. Aspirasi bakteri

Faktor utama terjadinya abses paru pada anak-anak hingga orang dewasa adalah aspirasi bakteri. Masuknya makanan, cairan, atau benda asing ke dalam saluran pernapasan, sering terjadi pada anak-anak yang mengalami gangguan kesadaran atau kesulitan menelan.

2. Adanya gejala Pneumonia

Penyebab lainnya adalah Pneumonia, terutama pneumonia nekrotikans, dapat menyebabkan kematian jaringan paru-paru dan pembentukan abses. Infeksi ini sering kali disebabkan oleh bakteri anaerob yang ada di mulut.

3. Penyumbatan saluran pernafasan

Penyumbatan pada saluran napas, baik oleh tumor, benda asing, atau pembesaran kelenjar getah bening, dapat menyebabkan penumpukan lendir dan infeksi yang berujung pada abses. Penyumbatan saluran pernafasan biasanya ditandai dengan demam tinggi dan rasa tidak nyaman.

4. Sistem imun yang lemah

Faktor terakhir adalah kondisi seperti sistem imun yang lemah. Anak-anak hingga  orang dewasa dengan kondisi menderita penyakit atau terjangkit HIV/AIDS dari orang tua lebih rentan terhadap infeksi dan abses paru.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi abses paru?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bajawa telah merangkum obat yang dapat mengatasi abses paru pada anak-anak hingga orang dewasa. Meskipun demikian, butuh resep dokter dalam penggunaannya. Untuk mengatasi abses paru, beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:

1. Obat Antibiotik

Salah satu obat antibiotik untuk penderita abses paru adalah Sefalosporin generasi ketiga. Ceftriaxone dan Ceftazidime dapat digunakan dalam kombinasi dengan Metronidazole untuk meningkatkan efektivitas terhadap patogen seperti klebsiella pneumoniae. Penggunaan obat ini juga butuh resep langsung dari dokter.

2. Fisioterapi Dada

Selain mengonsumsi obat seperti ceftriaxone untuk mengurangi abses paru, fisioterapi dada juga dapat membantu pasien mengeluarkan dahak, nanah, atau darah yang tertimbun pada paru-paru, sehingga pasien dapat merasa lebih nyaman saat bernapas.

Pengobatan biasanya dilakukan selama 3 minggu hingga 6 bulan, tergantung pada keparahan dan respons terhadap terapi. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis antibiotik dan durasi pengobatan yang tepat berdasarkan kondisi spesifik anak dan orang dewasa setelah hasil pemeriksaan.

(IKN)

Redaktur: redaktur_iklan

Penulis: Redaktur_iklan

Tag Terkait:

Bagikan: