Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kenaikan Suku Bunga Picu Keruntuhan SVB? Bank Sentral Harus Bagaimana?

Foto : The Conversation/Unsplash/Mariia Shalabaieva

Mungkinkah muncul risiko sistemik dari ambruknya Silicon Valley Bank?

A   A   A   Pengaturan Font

Singkatnya, SVB memperoleh dana dalam bentuk simpanan jangka pendek dan menanamkannya dalam investasi jangka panjang. Kemudian, dalam waktu beberapa bulan, suku bunga jangka pendek naik di atas imbal hasil dari obligasi jangka panjang (lihat grafik di bawah). Sebab, kebijakan the Fed membuat suku bunga melambung.

Dengan putaran pendanaan sulit diperoleh dalam situasi ekonomi dengan suku bunga tinggi, perusahaan teknologi pun mulai menarik dan menghabiskan simpanannya. Pada saat bersamaan, tingginya suku bunga berakibat pada jatuhnya harga obligasi yang menjadi pilihan investasi SVB. Ini mengakibatkan margin laba SVB menyempit dan neraca keuangannya goyah.

Situasi makin runyam karena SVB terpaksa menjual rugi obligasi yang bertenggat panjang lebih awal, demi mendanai simpanan yang ditarik para nasabah. Berita soal penjualan obligasi ini membuat nasabah makin menarik dana, yang kemudian harus ditambal lagi dengan menjual obligasi. Lingkaran malapetaka pun terjadi.

Pengumuman 8 Maret bahwa SVB ingin mengumpulkan US$ 2,5 miliar untuk menutup lubang akibat kebakaran aset ini memicu penarikan dana besar-besaran oleh nasabah pada saat yang bersamaan (bank run), yang kemudian mengakhiri sepak terjang institusi keuangan tersebut.

Kekhawatiran Soal Risiko Sistemik
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top