Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Moneter I BI Menaikkan Suku Bunga Acuan 0,25% ke Posisi 6,25%

Kenaikan hingga 0,5 Persen Sekalipun Belum Cukup Cegah Pelemahan Rupiah

Foto : ISTIMEWA

PERRY WARJIYO Gubernur BI - Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran.

A   A   A   Pengaturan Font

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y Sri Susilo, menyambut baik langkah taktis BI dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen.

Kenaikan tersebut dinilai sebagai langkah konservatif yang dampak operasionalnya membutuhkan waktu. Dengan kebijakan ini, BI masih akan terus agresif di pasar untuk melakukan stabilisasi rupiah.

"Selalu ada timelag, kita harus menunggu dampaknya ke market seperti apa. Kebijakan konservatif memang sejak beberapa waktu ini menjadi pilihan dari tipe kepemimpinan BI, kita harus mengapresiasi kenaikan ini meski harapan saya bisa naik 0,5 persen," kata Susilo.

Dia pun mengimbau agar pemerintah dalam jangka panjang mengupayakan pengurangan impor barang konsumsi, sedangkan impor barang modal hanya untuk industri yang beroroentasi ekspor, dan fokus pada industri dengan bahan baku dalam negeri, mesti bisa dieksekusi dalam jangka menengah panjang," papar Susilo.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan kenaikan suku bunga cuma "obat parasetamol" untuk redam pelemahan rupiah jangka pendek. "Kalau mau pakai suku bunga, jangankan 25 bps, sebanyak 50 bps saja belum cukup cegah pelemahan rupiah," kata Bhima.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top