Kenaikan Harga Energi dan Pangan Jadi Tantangan pada 2022
BHIMA YUDHISTIRA Direktur Celios - UMKM sudah banyak yang protes karena bahan pangan naik, kemudian harga elpiji nonsubsidi juga meningkat. Tahun 2022, subsidi elpiji mau diarahkan kepada subsidi tertutup, jadi ada beberapa penyesuaian yang berimbas pada inflasi.
JAKARTA - Inflasi atau kenaikan harga energi dan pangan akan menjadi bagian dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia di tahun 2022 agar ekonomi nasional terus tumbuh.
Pengamat ekonomi yang juga Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan krisis energi global bisa turut berdampak sampai ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) di Indonesia.
"UMKM sudah banyak yang protes karena bahan pangan naik, kemudian harga elpiji nonsubsidi juga meningkat. Tahun 2022, subsidi elpiji mau diarahkan kepada subsidi tertutup, jadi ada beberapa penyesuaian yang berimbas pada inflasi," kata Bhima.
Selain inflasi energi, Bhima juga memberikan perhatian pada inflasi komoditas pangan yang perlu intervensi pemerintah untuk menekannya. Tingginya harga komoditas pangan, seperti cabai, minyak goreng, dan telur berdampak pada UMKM seperti warung-warung kecil.
UMKM di sektor makanan dan minuman yang paling terdampak, kata Bhima, adalah mereka yang memiliki usaha di lingkungan sekitar perkantoran karena kehilangan pelanggan akibat dari aktivitas work from home (WFH) yang diterapkan selama pandemi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya