Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Mediterania

Kemunduran Akibat Serangan

Foto : afp/ Mahmud TURKIA
A   A   A   Pengaturan Font

Pada abad ke-17, 600 tiang dari kota tersebut diangkut oleh Raja Louis XIV dari Prancis untuk melengkapi Istana-istananya di Versailles dan Paris, serta Katedral Rouen dan Biara Saint-Germain-des-Preps.

Pada tahun 1816, seorang perwira Inggris bernama Hanmer George Warrington mengunjungi reruntuhan tersebut bersama seniman Augustus Earle. Ia meyakinkan gubernur Ottoman setempat untuk mengizinkannya memindahkan 25 alas, 15 tiang marmer, 22 tiang granit, 10 kepala tiang, 5 lempengan bertulis dan pecahan batu serta patung untuk diangkut ke Inggris.

Warrington berharap untuk mendapatkan pengakuan serupa seperti Thomas Bruce, Earl of Elgin ke-7, yang dipuji sebagai pahlawan saat itu karena memperoleh setengah dari patung Parthenon yang masih ada dan bangunan lain di Acropolis Athena, yang dijual kepada pemerintah Inggris dan diserahkan kepada British Museum untuk dipajang di Galeri Duveen.

Saat mempersembahkan batu Leptis Magna di Inggris, Warrington mendapati bahwa ia telah salah menilai reaksi pemerintah Inggris dan rekan-rekannya, yang menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak terkesan atau yakin akan nilai, baik estetika maupun intrinsik, dari muatan tersebut.

Batu-batu tersebut akhirnya ditempatkan di halaman depan British Museum selama delapan tahun, hingga pada tahun 1826 diberikan kepada arsitek Raja George IV, Sir Jeffry Wyatville. Wyatville menggunakan batu-batu tersebut untuk membangun sebuah kuil rumit yang diberi nama Kuil Augustus. Nama tersebut kemungkinan merujuk pada nama lengkap sang Raja, George Augustus Frederick. Batu-batu ini kini berada di tanah milik kerajaan di area Kastil Windsor, dekat danau Virginia Water di Taman Windsor Raya saat ini. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top