Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 12 Nov 2024, 21:55 WIB

Kementerian Lingkungan Hidup Siapkan Bahan Baku Daur Ulang Plastik dan Kertas

Bagong Suyoto di tengah tumpukan sampah.

Foto: Istimewa

Oleh: Bagong Suyoto

Ketua Persampahan Nasional (KPNas) dan Ketua Umum Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI)

Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq menyatakan akan mengakhiri impor sampah plastik tahun 2025. Pemerintah tidak akan menerbitkan rekomendasi impor sampah. Bisakah Kementerin LH melakukan dengan kebijakan dan implementasi yang andal? Maka perlu antisipasi dan kesiagaan serius dalam menyiapkan bahan baku daur ulang plastik dan kertas. 

Guna mempercepat kerja dan pencapaian target tersebut, Menteri LH memerintahkan Dirjen PSLB3 Rosa Vivien Ratnawati dan jajarannya membangun kolaborasi terutama dengan pelaku circular economy aras bawah, yakni pemulung dan pelapak. Dalam waktu kurang dari seminggu Dirjen PSLB3 harus memberikan laporan konkrit kepada Menteri.

Ditjen PSLB3 bergerak cepat guna memperoleh solusi konkrit. Lalu, meminta Direktur Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3, Ari Sugasri mengundang beberapa komponen yang selama ini melakukan penyediaan bahan baku daur ulang. 

Kemudian digelar Rapat Penyiapan Bahan Baku Daur Ulang Plastik dan Kertas di Hotel Vasaka Jakarta, 5 November 2024. Acara itu diikuti Direktur Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3, Direktur Pengurangan Sampah, Kadis LH Provinsi DKI Jakarta, Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI), Kepala Kasubdit Ekonomi Sirkular, Kepala Kasudit Tata Laksana Prosen, Ana Suryana, dan sejumlah staf dari Direktorat Pengelolaan B3.

Direktur Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah B3 membuka rapat, dan selanjutnya dipimpin Ditjen PSLB3. Ditjen menyatakan, bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri LH ke TPST Bantargebang pada 27 Oktober 2024 lalu.

Akhiri Impor Sampah

Kementerian LH akan mengakhiri impor sampah pada 2025. Waktunya sudah dekat sekali. Oleh karena itu Ditjen PSLB3 meminta pada APPI, IPI dan komponen lain untuk menggerakan anggotanya guna ikut menyiapkan bahan baku daur ulang plastik dan kertas.  

Ditjen PSLB3 memberi kesempatan bicara pada saya selaku Ketua Umum APPI. Saya menjelaskan kondisi pelaku circular economy aras bawah; pemulung, pengepul dan pencacah plastik kondisinya sedang buruk, daya beli lemah akibat harga-harga pungutan sampah domestik turun draktis sejak 2019/2020. APPI, KPNas, YPLHPI dan networking-nya melakukan studi dan hasilnya telah disampaikan kepada Menteri LH ketika berkunjung ke TPST Bantargebang dan sejumlah pihak.

Selanjutnya, untuk mengakhiri impor sampah maka kita perlu mengetahui data, berapa besar kuantitas kekurangan bahan baku plastik dan kertas? Kemudian berapa besar kemampuan kita mampu menyediakan kekurangannya. Kita butuh data riil. 

Peran pemulung sangat penting dalam pengumpulan bahan baku tersebut. Pemulung bagian dari rantai pasok daur ulang dan berada pada rantai paling dasar ekonomi persampahan. Jika terjadi gejolak, pemulung yang paling terdampak, bahkan hak asasinya terlindas. Ketika harga normal, posisi pemulung cukup kuat. Ketika harga jatuh 50-60% makan daya belinya runtuh, “dunia seakan kiamat”. Contoh, harga sampah gabrugan/campuran kini cuma 700 rupiah/kg saat normal mencapai 1.400 rupiah/kg.

Kemampuan pemulung mengais sampah sekitar 70 sampai 100 Kg, maksimal 150 Kg sehari. Setelah dipilah diperkirakan 25 Kg merupakan sampah plastik. Pemulung mampu mengumpulkan plastik sekitar 25 Kg sehari. Jika mempunyai 5.000 pemulung x 25 Kg = 125.000 Kg sehari. Jika punya 10.000 pemulung akan mendapatkan lebih besar lagi. 

Penurunan harga Januari-Agustus 2023 merupakan paling parah sepajang sejarah kurun waktu lima tahun belakangan. Sekarang harga kertas kardos cuma 1.000 rupiah/kg, dulu ketika harga normal 3.200 rupiah/kg pada tingkat pemulung. Duplek 300 rupiah/kg, dulu 700 rupiah/kg. 

Selanjutnya, plastik ember gabrugan 500 rupiah/kg, dulu 1.200 rupiah/kg. PET bodong 3.000 rupiah/kg, dulu 6.000 rupiah/kg. PP gelas 3.500 rupiah/kg, dulu 7.000 rupiah/kg. Himpek/PVC 2.000 rupiah/kg, dulu 5.000 rupiah/kg. PP hitam 4.700 rupiah/kg, dulu 6.000 rupiah/kg. Plastik slofan (bekas kemasan minyak goreng, diterjen, dan lain-lain) 3.500 rupiah/kg, dulu 4.500 rupiah/kg. Nilek 4.000 rupiah/kg, dulu 6.000 rupiah/kg. Kulit kabel 4.000 rupiah/kg, dulu 7.000 rupiah/kg. Plastik LD harga stabil 8.000 rupiah/kg. 

Ada beberapa sampah yang harganya stabil atau standar, di antaranya jenis plastik LD, beling, logam, babet, alumunium, tulang. Harga plastik LD 10.000 rupiah/kg jika cacahan harganya lebih, PS alumunium (kaleng minuman ringan) 16.000 rupiah/kg, tulang hewan 1.200 rupiah/kg. Pada umumnya material ini merupakan sampah lokal.

Jatuhnya harga-harga sampah pungutan pemulung sekitar 50-60%. Duplok Nursaidi (36 tahun) Pengurus APPI mengatakan, bukan harga jatuh tetapi “pindah harga”. Kalau harga turun itu 100 rupiah atau 200 rupiah/Kg, tetapi ini 1.000 rupiah sampai 3.500 rupiah lebih/Kg. Harga sudah pindah, ketika jual barang tidak dibayar, masih dihutang seminggu sampai sebulan. Dampaknya sangat dasyiat, membikin hidup pemulung dan pelapak kembang kempis, mati suri. Harga sampah sortiran di tingkat pengepul (bos) dan pencacahan plastik ketika menjual ke bandar/pabrikan daur ulang pun turun sangat besar. Misal PET bodong bersih 5.000 rupiah/kg, dulu mencapai 8.000 rupiah/kg, bahkan sampai 11.000 rupiah/kg. 

Akibatnya banyak barang/sampah ditumpuk saja di pengepul, tidak disortir karena kesulitan uang untuk membayar para pekerja. Malah, ketika menjual sampah sortiran harganya sudah turun lagi, tidak dibayar kontan, dan lain-lain. Sehingga banyak pengepul bangkrut tanpa jejak.

Bahkan, sehari akan turun pihak pengusaha pencacahan plastik atau pabrikan daur ulang sudah memberi tahu. Pemberitahuan 20 Juli 2023, bahwa besok pada 21 Juli 2023 harga PET bodong akan turun 200 rupiah/kg. Harga plastik PET (botol mineral) dan jenis lainnya sudah beberapa kali turun. Besaran tiap harga turun antara 200 rupiah sampai 300 rupiah/kg. 

Sedang pengeluaran keluarga pemulung untuk kebutuhan makan, uang sekolah, jajan, dan lain-lain sekitar 100.000 rupiah. Kadang-kandang lebih. Belum lagi kalau ada undangan hajatan/kundangan. Seorang pemulung perempuan mengatakan, sekarang harga beras 12.000 rupiah/liter per kg. Sayur asem 4.000 rupiah/bungkus, cabai 5.000 rupiah/bungkus, bawang merah 5.000 rupiah/bungkus, bawang putih 5.000 rupiah/bungkus kecil, minyak goreng murah 15.000 rupiah/bungkus. 

Belum lagi kalau sakit, ia melanjutkan, jika sakit ringan hanya puyeng, pilek biasanya beli obat ke warung. Tetapi jika sakit serius berobat ke mantri kesehatan atau dokter dikenai tarif 150.000 rupiah-200.000 rupiah, diberi obat untuk tiga hari. Jika belum sembuh disuruh periksa lagi dengan biaya 200.000 rupiah. 

Berdasarkan data yang disampaikan dalam rapat, kebutuhan bahan baku industri plastik tahun 2023, total sebanyak 10,80 juta ton, terdiri dari kebutuhan bahan baku industri plastik dalam negeri sebanyak 9,42 juta ton dan kebutuhan bahan baku untuk ekspor sebanyak 1,38 ton. (Kemenperin, Juli 2024). 

Kebutuhan bahan baku industri plastik dalam negeri sebanyak 9,42 juta ton tersebut dibagi menjadi: virgin dalam negeri sebanyak 3,31 juta ton (35,10%); virgin impor sebanyak 4,57 juta ton (48,58%); recycled dalam negeri sebanyak 1,28 juta ton (13,55%); dan Limbah Non B3 plastik impor sebanyak 261 ton (2,77%). Sedang kebutuhan bahan baku untuk ekspor 1,38 juta ton tersebut terdiri dari virgin ekspor sebanyak 1,34 juta ton dan recycled ekspor sebanyak 41 ton. 

Bisa Dipenuhi

Kebutuhan yang harus dipenuhi sebanyak 261 ton per bulan. Mestinya kebutuhan bahan baku plastik mampu dipenuhi di dalam negeri. Pemulung dan pelapak jika dilibatkan dengan serius mampu memenuhi target tersebut. Kementerian LH akan berupaya memenuhi target tersebut dengan melibatkan, mendukung dan faisilitasi pemulung dan pelapak. 

Sebenarnya secara fakta kita sedang bicara tentang kolonial atau kolonialisme sampah. Kita diberi kotak pandora. Sejumlah negara di Asia dan Asia Tenggara menjadi tujuan impor sampah atau pasar dumping sampah. Negara-negara berkembang sebagai tempat pembuangan sampah negara maju dengan berbagai dalih dari ketidakmampuan dan tidak bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan penduduknya. Sungguh sangat tragis, negara-negara maju yang mengajari pentingnya mengelola sampah dengan standar tinggi, kualitas lingkungan hidup dan kesehatan manusia. 

Sejak tahun 2018, impor sampah plastik ke Indonesia meningkat secara signifikan. Berdasarkan data UN Comtrade, Indonesia mengimpor sampah plastik hingga 30,4 juta dollar AS dengan volume 53,76 juta kg pada Januari hingga November 2022. Banyak sampah plastik ini berasal dari Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Australia. 

Indonesia merupakan salah satu negara importir sampah plastik terbesar di dunia yang berasal dari negara maju, terutama Eropa. Statista menyebutkan, Indonesia telah melakukan impor sampah plastik sebesar 252 ribu ton pada 2023. Ada 10 negara eksportir sampah plastik terbesar ke Indonesia. 

Belanda menjadi negara yang mengekspor sampah plastik terbesar ke Indonesia sebesar 119,5 ribu ton.  Angka itu hampir separoh dari jumlah sampah plastik impor yang masuk ke Indonesia tahun 2023. Dulu selama ratusan tahun, Belanda menjadikan Indonesia sebagai koloni; menguasa wilayah, manusia, dan sumber daya alamnya. Sekarang menjadikan koloni sebagai tempat pembuangan sampahnya.

Berikut 10 negara eksportir sampah plastik ke Indonesia tahun 2023. (1) Belanda dengan jumlah ekspor sebesar 119,5 ribu ton. (2) Jerman dengan jumlah ekspor sebesar 38,8 ribu ton. (3) Belgia dengan jumlah ekspor sebesar 23,9 ribu ton. (4) Amerika Serikat dengan jumlah ekspor sebesar 19,8 ribu ton. (5) Slovenia dengan jumlah ekspor sebesar 9,3 ribu ton. (6) Australia dengan jumlah ekspor sebesar 8,4 ribu ton. (7) Singapura dengan jumlah ekspor 6,3 ribu ton. (8) Selandia Baru dengan jumlah ekspor sebesar 5,8 ribu ton. (9) Inggris dengan jumlah ekspor sebesar 5,2 ribu ton. (10) Jepang dengan jumlah ekspor sebesar 4,8 ribu ton.

Mengapa negara-negara maju melakukan ekspor sampah? Desinta Mega (GoodNews From Indonesia, 23/8/2024) mengungkapkan beberapa alasan. Salah satu alasan utama sampah diekspor ke Indonesia, karena biaya pengelolaan sampah lebih murah dibandingkan negara asalnya. Di negara-negara maju, biaya untuk mengolah sampah sangat tinggi sebab adanya regulasi lingkungan yang ketat.

Kedua, negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, seringkali tidak memiliki fasilitas yang cukup untuk mengolah seluruh sampah mereka sendiri. Hal ini terjadi karena kapasitas pengolahan sampah di negara-negara tersebut terbatas atau sudah overload

Ketiga, regulasi terkait sampah impor sampah di Indonesia seringkali tidak seketat negara-negara maju. Meskipun Indonesia memiliki peraturan yang melarang sampah impor yang berbahaya, implementasi dan penegakkan hukum di lapangan seringkali mentah. 

Keempat, kesadaran msyarakat dan pengawasan dari pihak berwenang terhadap isu impor sampah kurang intensif. Banyak masyarakat yang tidak menyadari dampak negatif dari sampah impor, seperti pencemaran dan ancaman kesehatan. 

Contoh masyarakat desa di Mojokerto, JawaTimur; Desa Dayeuh Kecamatan Cileungsi dan Gunung Putri Kabupaten Bogor, mereka malah senang diberi sisa-sisa sampah impor dari pabrik kertas sangat terkenal. Pemberian itu katanya, merupakan sejenis program Corporate Social responsibility (CSR) dari perusahaan. Yang menyedihkan sejumlah aktivis lingkungan dan lainnya kurang memahami adanya sampah impor di sini. Konteks ini berdasar hasil rapid assessment pengelolaan sampah impor dan lokal di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Mojokerto, dan lain-lain. 

Argumentasi rasional di atas, sebetulnya telah ditangkap oleh Menteri LH dan disampaikan di depan forum ketika berkunjungan di TPST Bantargebang dan pada media massa. Biaya membakar sampah di negara maju sangat mahal, maka mencari jalan dengan biaya lebih murah, yakni membuang sampahnya ke negara-negara berkembang, seperti Indonesia.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: -

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.