Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gejolak Harga Ayam I Pelaku Usaha Keluhkan Lambatnya Respons Pemerintah

Kementan Harus Bantu Peternak

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

"Biasanya itu teori saja. Jika pak Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PHK) Kementan serius, itu dilakukan dari dulu, bukan sekarang. Sekarang peternak menumpuk hutang, pemerintah tidak merasakan itu," tegas Parjuni.

Ketika ditanyakan soal masalah yang memicu anjloknya harga, menurut Parjuni persoalannya ialah over supply bibit, sehingga daging melimpah dan tidak terserap oleh pasar. Hal ini menyembabkan terjadinya kelebihan stok daging ayam.

Baca Juga :
Permintaan Naik

Parjuni menjelaskan, saat ini produksi ayam hidup per minggu mencapai 70-72 juta ekor, sementara kebutuhan pasar hanya 55-57 juta, sehingga dipastikan kelebihan pasokan. Kondisi ini telah terjadi lebih dari enam bulan. "Saran kami, segera pangkas bibit saat ini 30 persen supaya cepat dan perbaiki harga ayam hidup ke depan," paparnya.

Menurut Parjuni, sejak September lalu harga ayam di tingkat peternak anjlok menjadi hanya sekitar 10.000 rupiah per kilo gram (kg). Harga itu jauh di bawah Harga Pokok Pembelian (HPP) ayam hidup yang dipatok 18.500 rupiah per kg. Apabila dihitung kerugian peternak ditaksir sebesar 4.000 rupiah per ekor.

Sementara, menurut Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan telah berkoordinasi untuk mengurai permasalahan dimaksud bersama stakeholders terkait yakni para pelaku usaha yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Pinsar Indonesia, serta Perhimpunan Peternak Unggas Nusanttara (PPUN). Pertemuan digelar di Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top