Kemensos Optimalkan Lumbung Sosial
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) menyaksikan Rafasha menggunakan sepeda yang diberikannya di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (27/11).
Foto: ANTARA/Bayu Pratama SBEKASI - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, mengatakan mengoptimalkan lumbung sosial untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi. Optimalisasi diutamakam di daerah-daerah langganan banjir.
"Kita top up semua lumbung-lumbung sosialnya di Kalimantan, Aceh, di sepanjang Pantura mulai Subang, Karawang, dan sebagainya sampai Pekalongan-Semarang itu sudah kita top up," ujar Risma, usai mengunjungi Sentra Terpadu Pangudi Luhur, di Bekasi, Senin (27/11).
Risma mengatakan, persiapan lumbung sosial sudah dilakukan sejak dua bulan lalu. Pihaknya pun sudah memetakan titik-titik rawan bencana hidrometeorologi, termasuk melalui laporan ke Command Center Kemensos.
Mensos menambahkan, pihaknya juga akan membantu penyediaan peralatan. Hal ini untuk mendorong masyaeakat bergerakandiri tanpa tergantung penanganam dari pemerintah pusat. "Jadi begitu ada (banjir) mereka langsung bisa gerak-gerak sendiri," tandasnya.
Kondisi Cuaca
Secara terpisah, Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, mengatakan, perkembangan kondisi cuaca dan iklim di seluruh wilayah Indonesia yang saat ini menunjukkan adanya signifikansi dinamika atmosfer. Hal ini dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia. "Adapun periode 25 November-1 Desember 2023 berpotensi Hujan Sedang-Lebat," jelasnya.
Dia merekomendasikan pihak-pihak terkait untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. Hal tersebut penting untuk mencegah bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi.
Guswanto merekomendasikan untuk penyiapan kapasitas infrastruktur dan kesiapan sistem tata kelola sumber daya air. Penataan lingkungan dan program penghijauan secara lebih masif juga harus dilakukan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol.
"Lakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang, serta papan reklame/baliho agar tidak roboh tertiup angin kencang," katanya.
Guswanto menekankan pentingnya sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif harus untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait. Hal ini untuk pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi.
"Koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi juga harus diintensifkan," ucapnya.
Redaktur: Sriyono
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta
- 2 Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- 3 Reog Ponorogo hingga Kebaya Bakal Jadi Warisan Dunia UNESCO
- 4 Pemprov DKI Siapkan Mobil Pompa di Area Cekungan Guna Atasi Genangan
- 5 Panglima TNI Akan Kerahkan Babinsa Bantu Reboisasi Hutan