Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kemenristekdikti Akan Data Medsos Mahasiswa

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Kalau itu di dalam ranah akademik di kelas dan dilakukan secara terbuka, ini silakan. Umpamanya mengkaji tentang aliran Marxisme dan paham radikal lain, itu silakan. Tapi jangan sampai tidak terbuka dan melakukan praktik radikalisme," jelasnya.

Untuk itu, Nasir menyarankan jika mahasiswa hendak melakukan kajian tersebut harus melibatkan dosen sebagai bentuk pendampingan. Kalau terdeteksi ada radikalisme atau intoleransi di kampus, ia akan memanggil rektor serta mahasiswa untuk diberi edukasi.

"Rektor juga harus bertanggung jawab. Saya tidak ingin radikalisme terjadi di kampus. Itu kalau terdeteksi ada radikalisme atau intoleransi akan dipanggil rektor lalu diedukasi. Tidak serta merta mahasiswa dikeluarkan," tegasnya.

Selain menangkal radikalisme, Nasir juga menyebut perguruan tinggi harus terbebas dari kekerasan, termasuk ketika menjalankan kegiatan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Terkait ini, ia telah membuat kebijakan rektor bertanggung jawab atas penyelenggaraan PKKMB dan tidak boleh mendelegasikan tanggung jawab kepada mahasiswa.

"Kalau berkoordinasi dengan mahasiswa silakan, tapi mendelegasikan tanggung jawab dalam PKKMB tidak boleh. Semua harus dikendalikan oleh rektor dan boleh dikoordinasikan dengan kemahasiswaan," jelasnya.ruf/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top