Kemenko PMK Kampanyekan Cegah Perkawinan Anak Lewat Media Sosial
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementeruan Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Woro Srihastuti Sulistyaningrum.
Foto: istimewaJAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Woro Srihastuti Sulistyaningrum mengajak peserta didik mengampanyekan cegah perkawinan anak melalui media sosial. Menurutnya, segala cara mesti diupayakan mengingat perkawinan anak memiliki beragam dampak buruk.
"Gunakan gawai kalian untuk membuat konten-konten bahaya perkawinan anak dan pentingnya cegah praktik kawin anak," ujar Lisa dalam keterangannya kepada awak media, Senin (23/9).
Dia menyoroti pentingnya peran para pihak termasuk juga anak-anak untuk meningkatkan kualitas remaja dalam mencapai bonus demografi. Anak-anak harus mendapatkan pendidikan yang berkualitas, terjamin kesehatannya dan terjaga keamanan di lingkungan tempat tinggalnya.
Dia mengingatkan para siswa agar bijak menggunakan gawai. Peserta didik juga mesti menghindari tayangan serta ajakan yang dapat memicu terjadinya perilaku berisiko remaja seperti hubungan seksual sebelum menikah, kehamilan remaja hingga perkawinan anak.
"Dampak perkawinan anak sangat merugikan kalian, karena bisa menyebabkan kematian ibu dan bayi atau melahirkan bayi prematur yang berpotensi stunting serta cenderung terjadi KDRT dan perceraian," jelasnya.
Perwakilan Save The Children Indonesia, Bagus Yaugo Wicaksono, mengungkapkan fakta KDRT merupakan hal yang biasa terjadi dalam perkawinan anak. Hal tersebut tercermin dari Survey di NTB.
"Survei yang kami lakukan di NTB menghasilkan temuan perkawinan anak berakibat pada tingkat putus sekolah tinggi, perceraian dan kekerasan rumah tangga berjalan searah, berdampak pada meningkatnya pekerja anak," ucapnya.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan bahwa keluarga yang kuat, kokoh, dan cerdas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut akan berkontribusi dalam pembangunan masyarakat dan negara.
"Oleh karena itu, upaya mencegah terjadinya perkawinan anak merupakan salah satu yang paling mendasar dalam mewujudkan keluarga yang kuat," katanya.
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras
- Jaga Wibawa Institusi, Pimpinan Harus Buka Borok Birokrat yang Korup
- Harris-Trump Terus Kampanye saat 75 Juta Warga Telah Mencoblos
- Dokter Spesialis Ini Ingatkan Aktivitas dan Latihan Fisik Rutin Bisa Kurangi Risiko Stroke
- Indonesia dan Russia Gelar Latgab Angkatan Laut