Kemenkes Siapkan 17 Posko Kesehatan
KESEHATAN HAJI | Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Eka Yusuf Singka (kiri) dan SekretarisJenderal Kemenkes, Oscar Primadi (tengah) dalam acara temu media membahas Kesiapan Kemenkes Jelang Musim Haji 2019, di Jakarta, Selasa (2/7). Kemenkes telah mempersiapkan kebutuhan kesehatan jemaah haji agar pelaksanaan ibadah haji berjalan lancar.
Foto: KORAN JAKARTA /M ADEN MA’RUFJAKARTA - Kementerian Kesehatan menyiapkan 17 pos kesehatan untuk melayani calon jemaah haji Indonesia yang sedang melangsungkan ibadah haji di Arab Saudi. Pos kesehatan itu, 11 di Mekah dan enam di Madinah.
"17 unit pos kesehatan gabungan itu menginduk di bawah koordinasi dua Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Mekah dan Madinah," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Eka Yusuf Singka, di Jakarta, Selasa (2/7).
Ia mengatakan selain tenaga medis yang ada di pos kesehatan, terdapat juga dokter dan perawat yang melayani jemaah di setiap kelompok terbang sehingga kesehatan jemaah terjamin.
Saat fase jemaah bergerak di area Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), kata Eka, Puskes Haji akan mendirikan satu tenda pos pusat kesehatan di area itu.
Pos kesehatan Armuzna, kata dia, didukung enam pos tenda pendukung yang tersebar di dekat tenda jemaah Indonesia untuk mendekatkan akses bagi jamaah.
Dia menambahkan, fase Armuzna adalah kondisi yang cukup rentan bagi jamaah terutama mereka yang lanjut usia. Jemaah akan menginap sementara (mabit) di Arafah dan Mina di tenda-tenda yang sudah disediakan.
Khusus mabit di tenda Mina, jemaah akan banyak berjalan kaki tujuan tenda-Jamarat di siang hari yang terik. Untuk itu, Eka mengatakan pihaknya juga menurunkan Tim Gerak Cepat (TGC) yang akan menjadi tenaga medis di lapangan melayani jamaah.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Oscar Primadi, mengatakan penyelenggaraan haji tahun ini tidak lagi menggunakan gelang berwarna penanda status kesehatan calon haji berisiko kesehatan.
"Tahun ini, Kemenkes tidak lagi memberikan gelang kesehatan dengan tiga warna, merah, kuning, dan hijau sebagaimana sebelumnya," katanya.
Ia mengatakan penanda bagi jemaah haji yaitu Kartu Kesehatan Jamaah Haji (KKJH) yang disertai penanda risiko tinggi (risti) dalam bentuk kotak berwarna jingga.
Pada KKJH, kata dia, juga terdapat barcode (kode batang) dan kode QR. Barcode menjadi kode berisi akses data-data kesehatan jemaah pada Siskohatkes yang terintegrasi dengan Siskohat Kementerian Agama. "lnovasi ini sangat membantu mengingat Indonesia memiliki jumlah jemaah haji terbesar di dunia, 231 ribu orang," kata dia.ruf/E-3
Redaktur:
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Diduga Ada Kecurangan, Bawaslu Sumsel Rekomendasikan Pemungutan Suara Ulang di Empat TPS
- 2 Pemerintah Jangan Malu Membatalkan Kenaikan PPN
- 3 Lonjakan Inflasi Medis Bisa Berimbas ke Jaminan Sosial Masyarakat
- 4 Koster Akan Jalankan Haluan Pembangunan Bali Baru
- 5 DGB Kaji Implementasi Ekosistem Darat di IKN
Berita Terkini
- Milan Menang Tiga Gol, Venezia Juru Kunci
- Basarnas: Operasi Pencarian Korban Longsor di Deli Serdang Dihentikan
- Pemkot Jayapura Perbaiki LPJU Hamadi-Holtekamp
- ASDP Inspiration Day, Wujud Nyata Kepedulian untuk Kebahagiaan Pasien Anak Hemodialisa
- Perkuat Rantai Pasok Industri Agro Global, Indonesia Ekspor 50 Ribu Ton Porang ke Tiongkok