Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kemenkes: Kesehatan Mata Pengaruhi Produktivitas Pekerja

Foto : Muhamad Ma'rup

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Eva Susanti, dalam Media Briefing Hari Pengelihatan Sedunia 2023, secara daring, Selasa (10/10).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Eva Susanti, mengatakan kesehatan mata berpengatuh terhadap produktivitas pekerja. Dengan demikian, pemangku kepentingan dan kebijakan di tempat kerja mesti peduli terhadap kesehatan mata bagi pekerja dan karyawan, termasuk mengajak seluruh pekerja untuk melakukan deteksi dini gangguan penglihatan.

"Tanpa mata sehat produktivitas individu akan menurun dan akhirnya berdampak pada kualitas SDM dan produktivitas masyarakat," ujar Eva, dalam Media Briefing Hari Pengelihatan Sedunia 2023, secara daring, Selasa (10/10).

Dia mengungkapkan, berdasarkan data dari World Report on Vision, di seluruh dunia terdapat 2,2 miliar orang yang mengalami gangguan penglihatan. 1 miliar di antaranya dapat dihindari baik dicegah maupun diobati.

Dia menambahkan, berdasarkan survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) menunjukkan, di Indonesia sendiri 3 dari 100 orang berumur lebih dari 50 tahun mengalami kebutaan atau sekitar 1,6 juta jiwa. Penyebab utama gangguan penglihatan adalah kelainan refraksi dan katarak.

"Berdasarkan data BPS tahun 2023, jumlah penduduk yang bekerja mencapai 138,63 juta orang artinya sekitar separuh penduduk indonesia memiliki risiko gangguan penglihatan di tempat kerja baik sektor formal maupun informal," jelasnya.

Eva melanjutkan, berdasarkan hasil riset sebanyak 46 persen orang dapat meningkatkan pendapatan setelah operasi katarak. Gangguan penglihatan sekecil apapun dapat mengurangi produktivitas sebesar 10 persen dan akurasi aktivitas 22 persen.

"Gangguan penglihatan dan kebutaan berdampak pada hampir sepertiga penduduk dunia saat ini dan akan terus meningkat angkanya di kemudian hari," katanya.

Dukungan Regulasi

Eva mengungkapkan, Hari Penglihatan Sedunia 2023 terus mendorng adanya advokasi dan sosialisasi terkait pentingnya kesehatan mata di tempat kerja. Di sisi lain, Undang-undang 17 tahun 2023 tentang Kesehatan mengamanatkan upaya kesehatan penglihatan dan pendengaran sebagai upaya kesehatan yang ditujukan untuk bisa meningkatkan derajat kesehatan, produktivitas, dan menurunkan angka disabilitas.

"Pemerintah pusat dan daerah dapat menetapkan gangguan penglihatan tertentu sebagai prioritas nasional atau daerahnya," katanya.

Dia menambahkan, Permenkes 82 tahun 2020 tentang Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Pendengaran, target prevalensi gangguan kesehatan di Indonesia adalah sebesar 25 persen pada 2030. Dia mengajak keterlibatan pemangku kepentingan dan kebijakan memprioritaskan dan mengarusutamakan kesehatan mata dengan menyediakan pelayanan mata yang aksesibilitas, inklusif, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat di seluruh Indonesia.

"Menjaga kesehatan mata dan mencegah gangguan penglihatan bisa mewujudkan generasi emas dan produktif. 90 persen dari seluruh gangguan mata dapat dicegah atau diobati bahkan mayoritas pengakit mata bisa diobati jika terdeteksi lebih awal," tandasnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top