Senin, 17 Mar 2025, 23:50 WIB

Kemenkes Dorong Distribusi Perawat untuk Atasi Ketimpangan

Perawat memeriksa tekanan darah seorang pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Puskesmas Lewolaga di Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT, beberapa waktu lalu.

Foto: Antara

Jakarta - Kementerian Kesehatan mengupayakan distribusi perawat yang merata di tanah air guna mengatasi ketimpangan karena di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), jumlah perawat masih kurang.

"Perawat mungkin secara nasional sudah cukup jumlahnya, akan tetapi di daerah 3T masih ada yang kurang," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Aji Muhawarman ketika dihubungi di Jakarta, Senin (17/3).

Berdasarkan data Kemenkes per Maret 2025, terdapat 784.515 perawat di Indonesia, dengan jumlah perawat terbanyak di Jawa Timur 98.744 orang, disusul Jawa Barat (94.392), dan Jawa Tengah (94.193). Jumlah perawat paling sedikit, di Bangka Belitung 5.054 orang, lalu Papua Barat (4.799) dan Kalimantan Utara (3.233).

Dia mengatakan saat ini rasio perawat 2,5 per 1.000 penduduk.

Terkait dengan produksi perawat, katanya, Indonesia memiliki 793 program studi keperawatan, terdiri atas 431 pendidikan vokasi dan 380 pendidikan profesi. Sekitar 64.887 surat tanda registrasi(STR) baru diterbitkan untuk perawat per tahun.

Dia menilai tantangan pemenuhan tenaga kesehatan lainnya, antara lain isu pemenuhan perawat, meliputi distribusi, kualitas, serta jumlah.

"Kekurangan jumlah dan distribusi (diatasi) dengan berbagai cara, seperti penugasan khusus, pengangkatan ASN, pemberian beasiswa," kata dia.

Dalam rangka Hari Perawat Nasional 2025, Kemenkes berharap, para perawat bisa lebih berkontribusi dalam peran di fasilitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia guna meningkatkan derajat kesehatan publik.

"Tidak hanya untuk hal kuratif tapi juga promotif preventifnya," kata dia.

Redaktur: Andreas Chaniago

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: