Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 18 Des 2023, 20:08 WIB

Kemendikbudrsitek Luncurkan 33 Film Animasi Sastra Daerah

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Kemendikbudristek, Imam Budi Utomo, dalam acara Peluncuran Produk Pemodernan Sastra, di Jakarta, Senin (18/12).

Foto: Muhamad Ma'rup

JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan 33 film animasi berdasarkan karya-karya sastra daerah. Hal tersebut merupakan bagian dari upaya pemodernan sastra.

"Film animasi juga dari yang tuturan lisan tradisional kemudian menjadi wahana yang modern sesuai perkembangan zaman. Jadi kita modernkan dari yang lama jadi yang baru," ujar Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Kemendikbudristek, Imam Budi Utomo, dalam acara Peluncuran Produk Pemodernan Sastra, di Jakarta, Senin (18/12).

Imam mengatakan, 33 film animasi tersebut berasal dari setiap provinsi di Indonesia melalui Kantor dan Balai Bahasa. Karya sastra daerah baik legenda, mitos, fabel, cerita rakyat yang dianimasikan telah melewati proses kurasi.

Dia menambahkan, 33 film animasi tersebut diperuntukan bagi siswa PAUD hingga SMP. Proses produksi film animasi merupakan kolaborasi antara pakar, asosisasi, dan peserta didik vokasi.

"SMK dan perguruan tinggi vokasi juga terlibat memproduksi. Ini diproduksi bersama-bersama antara tim praktisi bidang perfilman animasi," jelasnya.

Imam mengungkapkan, biaya untuk membuat film animasi tersebut sebanyak 8 Miliar Rupiah dengan waktu pengerjaan selama empat bulan. Pihaknya akan mengajukan film animasi tersebut kepada Lembaga Sensor Film (LSF) agar bisa segera disebarluaskan.

"Nanti akan kami masukan ke lembaga sensor film. Tahun sebelumnya ada 32 film animasi sudah lulus sensor bisa disebar ke sekolah-sekolah. Bisa unduh gratis disebarluaskan," katanya.

Dia membeberkan, untuk tahun 2024, pihaknya akan menggunakan komik sebagai media pemodernan sastra daerah. Rencananya, bahasa yang digunakan yaitu bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing.

"Kalau dulu namanya tradisi lisan dituturkan dari mulut ke mulut oleh orang tua kita, kemudian sesuai perkembangan zaman kita modernkan medianya bukan lagi buku, tapi film, komik, alih wahana," terangnya.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.