Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerja Sama Profesi

Kemdikbud dan Satupena Gagas Sekolah Penulis

Foto : DOK. SATUPENA

BAHAS KEBUDAYAAN | Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Dr Hilmar Farid, (tengah), bersama pengurus Satupena, Ketua Umum, Nasir Tamara (ketiga dari kanan), Sekar Ayu Asmara (kedua dari kanan), Kanti Janis (kanan). Yana (kiri), Vinca Calista (kedua dari kiri), dan Nasihin Masha (ketiga dari kiri) usai pertemuan membahas masalah kebudayaan dan kepenulisan, di Ruang Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud, Rabu (23/5).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Banyak penulis hebat Indonesia dalam berbagai genre yang karyanya abadi sampai saat ini. Sejumlah penulis Indonesia juga karyanya diterjemahkan dalam berbagai bahasa asing. Kebanyak mereka menulis karena otodidak dan keinginan kuat melahirkan karya-karya berkualitas.

Namun demikian, dalam perkembangan saat ini, selain mereka yang tumbuh dan berkembang menjadi penulis-penulis hebat, banyak generasi muda yang ingin belajar khusus menulis, baik untuk mengasah kemampuan, melatih kebiasaan untuk memperlancar tugas-tugas sekolah dan perkuliahan, serta yang benar-benar ingin menjadi penulis.

Fenomena itulah yang mencuatkan gagasan bersama untuk mewujudkan sekolah khusus penulis. Ide tersebut muncul dalam pertemuan antara Dirjen Kebudayaan Kemendiknas, Dr Hilmar Farid, dengan jajaran pengurus organisasi penulis Satupena yang dipimpin ketua umumnya, Dr Nasir Tamara, di Kantor Kemendikbud, Rabu (23/5).

Hilmar mengemukakan, saat ini banyak sekolah khusus untuk profesi tertentu, misalnya sekolah khusus musik, sekolah khusus notariat, dan profesi lainnya, sedangkan untuk sekolah menulis belum ada. Sementara itu, peluang ke depan sangat besar mengingat dalam perkembangan teknologi dan informasi, banyak hal dibutuhkan narasi atau cerita dan yang mampu menuangkan itu adalah para penulis yang terlatih.

"Kita akan bertemu di Jogyakarta. Kita akan silaturahmi juga dengan Sultan Hamengkubuwono X, termasuk membicarakan pendirian sekolah khusus menulis," kata Nasir Tamara.

Dalam pertemuan lebih satu jam tersebut, Dirjen Kebudataan, Hilmar Farid, dan jajaran Satupena juga membahas berbagai hal yang bisa dikerjasamakan untuk menunjang kehidupan kebudayaan dan ekosistem dunia penulisan.

Hilmar Farid juga mengemukakan rencana besarnya untuk menggelar Festival Gamelan yang terintegrasi, termasuk dengan kelompok-kelompok gamelan dunia yang berjumlah sekitar 30. "Mereka sebelumnya belajar gamelan di Indonesia dan kembali ke negerinya membentuk kelompok gamelan. Kita akan undang mereka, seperti balik atau pulang kampung. Mayoritas sudah menyatakan setuju dan acara akan digelar sekitar Agustus mendatang di Solo, Jateng," katanya.

Begitu juga Nasir Tamara mengungkapkan rencana Satupena untuk menggelar event internasional dengan nama "Indonesia Writer Festival by Satupena" yang juga akan dilaksanakan di Solo, media Agustus mendatang.

Kedua acara yang bersifat internasional itu sangat menarik dan bisa saling sinergi. Sebab jika ditarik, baik gamelan maupun bidang penulisan sangat terkait. Banyak tembang-tembang gamelan yang dasarnya adalah naskah dan itu ditulis dengan sangat indah.

Nasir Tamar menegaskan, tujuan dan kegiatan Satupena sangat pas dan sebangun dengan tujuan Direktorat Jenderal Kebudayaa. "Karena itu kita akan dukung program kerja Dirjen Kebudayaan," kata mantan wartawan yang dikenal dengan bukunya Revolusi Iran itu.sur/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top